Ultimatum Terakhir untuk sang Kritikus Presiden Putin

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Layanan penjara Rusia memberi ultimatum kepada kritikus Kremlin Alexei Navalny, yakni terbang kembali dari Jerman dan melapor di kantor Moskow atau dipenjara jika kembali melebihi tenggat waktu yang ditentukan.

Navalny merupakan salah satu pengkritik utama Presiden Vladimir Putin. Ia diterbangkan ke Jerman untuk menjalani perawatan pada Agustus, usai pingsan di pesawat.

Pihak Jerman dan negara-negara Barat lainnya menyakini bahwa ada pihak yang berupaya membunuh sang krititus dengan agen saraf Novichok. Sementara Rusia menepis keterlibatannya dalam insiden tersebut dan menegaskan, tidak melihat bukti bahwa Navalny sengaja diracun.

Layanan Penjara Federal (FSIN) pada Senin (28/12) menuduh Navalny melanggar persyaratan hukuman penjara yang ditangguhkan yang masih dijalaninya karena hukuman yang  berasal dari tahun 2014. Selain itu, Navalny dituduh menghindari pengawasan otoritas inspeksi kriminal Rusia.

“Oleh karena itu, terpidana tidak memenuhi semua kewajiban yang diberikan pengadilan kepadanya dan menghindari pengawasan dari Inspektorat Kriminal,” katanya, melansir Reuters, Selasa, 29 Desember 2020.

Navalny menjalani hukuman penjara tiga setengah tahun yang ditangguhkan atas kasus pencurian yang diduga bermotif politik. Masa percobaannya akan berakhir pada 30 Desember.

Layanan penjara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memanggil Navalny untuk melapor ke otoritas inspeksi dan hukuman yang ditangguhkan dapat diubah menjadi hukuman penjara yang sebenarnya, jika dugaan pelanggarannya terhadap ketentuan hukuman yang ditangguhkan terbukti benar.

Layanan penjara tidak menyebutkan tenggat waktu, tetapi Navalny memposting tangkapan layar dari pesan kepada pengacaranya yang mengatakan bahwa dia memiliki waktu Selasa (29/12) pagi waktu setempat untuk kembali dan melapor di kantor Moskow.

Juru bicaranya, Kira Yarmysh, mengatakan di akun Twitter, tidak mungkin bagi Navalny untuk kembali tepat waktu. Pasalnya, sang klien baru pulih setelah mengalami keracunan. Ia juga menuduh layanan penjara bertindak atas perintah dari Kremlin.

“Tidak mungkin dia bisa muncul di Inspektorat Kriminal Moskow besok. Tapi apakah FSIN benar-benar peduli dengan akal sehat? Mereka diberi perintah, mereka menunaikannya,” tulis sang pengacara.

Pernyataan sang pengacara bertolak belakang dengan artikel yang dipublikasikan media Inggris, The Lancet. Di mana dalam artikel tersebut dikatakan bahwa Navalny telah keluar dari rumah sakit di Berlin pada 20 September dan semua gejala yang disebut dalam penyakitnya telah hilang pada 12 Oktober.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini