MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Presiden Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan bahwa Turki menangkap dan mendeportasi hampir 9 ribu milisi asing dan teroris. Erdogan juga menegaskan bahwa Turki merupakan satu-satunya anggota NATO yang serius memerangi ISIS (The Islamic State of Iraq and Suriah).
“Meskipun kami dibiarkan sendiri, kami telah menangkap hampir 9 ribu milisi asing dan teroris dan mengirim mereka kembali ke negara mereka,” kata Erdogan, melansir Middle East Monitor, Rabu, 25 November 2020.
“Kami adalah satu-satunya negara NATO yang memerangi ISIS di Suriah di garis depan, yang bertujuan untuk menghilangkan ancaman teroris, mencegah konflik, dan memperkuat stabilitas,” sambungnya saat berbicara di hadapan para pemimpin negara G20 yang diadakan secara virtual.
Mayoritas milisi asing yang ditangkap adalah mereka yang ingin menuju ke Suriah dengan melintasi perbatasan Turki. Hal ini menjadi masalah serius yang tengah dihadapi dan coba diselesaikan Ankara dalam beberapa tahun terakhir.
Masalah lain adalah, negara-negara Eropa yang warganya menjadi milisi atau anggota ISIS menolak kedatangan mereka, lantaran khawatir akan mengancam stabilitas keamanan nasional yang dapat mereka timbulkan.
Pada November tahun lalu, Menteri Dalam Negeri, Suleyman Soylu mengumumkan bahwa Turki berencana mendeportasi sekitar 1,200 pejuang Daesh yang notabene warga negara Eropa, meski masih atau sudah tidak diakui sebagai warga negara.
Bulan ini, otoritas Turki juga menangkap puluhan tersangka yang terkait dengan ISIS dan empat lainnya ditangkap di ibu kota Ankara. Kepala NATO, Jens Stoltenberg mengatakan, Turki telah memainkan peran penting dalam memerangi ISIS.