Tumbuh Eksponensial, Publikasi Jurnal Ilmiah Indonesia Salip 3 Negara ASEAN

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mendorong riset dan pengembangan perguruan tinggi di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan publikasi jurnal ilmiah internasional Indonesia terus meningkat bahkan diperhitungkan di Asia Tenggara.

Saat negara-negara ASEAN lain menurun, jumlah jurnal ilmiah Indonesia justru tumbuh secara eksponensial dalam beberapa tahun ke belakang.

“Dalam lima, enam tahun terakhir itu perkembangan publikasi kita di dunia internasional itu meningkat eksponensial,” kata Dirjen Pendidkan Tinggi (Dikti) Kemendikbud, Nizam, Kamis 4 Februari 2021.

Nizam membandingkan Indonesia pada tahun 2013 hanya menduduki posisi di atas 50 sebagai negara dengan jumlah terbitan jurnal ilmiah internasional terbanyak. Saat ini Indonesia sudah berada di peringkat 21.

“Dari urutan ke-54 pada 2013 sekarang sudah posisi ke-21. Dulu  menjadi kambing congek di Asia Tenggara, sekarang sudah di atas Thailand, di atas Singapura dan di atas Malaysia,” kata Nizam.

Melihat hal ini, Nizam berharap perguruan tinggi di Indonesia bisa menjadi pusat perkembangan di segala ini melalui Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2025.

“Perguruan tinggi harus menjadi mata air bagi pembangunan bangsa dan negara, bagi pembangunan industri, pembangunan ketahanan pangan dan seluruh sektor,” kata Nizam.

Ini adalah momentum bagi Kemendikbud untuk terus mengembangkan iklim inovasi tumbuh di Indonesia agar bisa memproduksi temuan-temuan yang diakui secara global.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini