‘Transfer Saraf’ Jadi Harapan Penderita Lumpuh untuk Sembuh

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Seorang pria asal Melbourne, Steve Pekris (27) harus mengalami kelumpuhan pada kaki dan tangannya setelah salah mendarat saat melakukan aksi jungkir balik pada 2014 silam. Namun, kini dirinya bisa ‘hidup’ kembali melakukan banyak hal berkat opeasi ‘transfer saraf’.

“Saya tidak akan dapat melakukan tiga perempat dari hal-hal yang dapat saya lakukan sekarang tanpa operasi itu, saya bisa mengendarai mobil, berpakaian, dan menulis,” kata Steve dikutip dari The Sun.

Sudah ada lusinan orang yang lumpuh total kini bisa menulis, makan sendiri, dan bahkan mengemudi setelah menjalani terapi yang disebut operasi ‘transfer saraf’. Terapi ini dimuat dalam suatu penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet.

Uji coba melibatkan 16 orang dengan usia rata-rata 27 tahun yang mengidap kerusakan sumsum tulang belakang dan mengalami kelumpuhan, biasanya karena olahraga atau kecelakaan lalu lintas.

10 di antaranya berhasil menggerakkan tubuhnya, termasuk Steve. Namun gagal pada tiga pasien. Para peneliti mengatakan teknik ini cukup bermanfaat, namun harus dilakukan dalam satu tahun masa kelumpuhan.

“Namun, penting untuk menyadari bahwa ini adalah studi kecil dan ada yang tida berhasil untuk semua peserta,” kata Alex Rankin, dari lembaga amal cedera tulang belakang.

Profesor Tara Spiers-Jones, Wakil Direktur di Centre for Discovery Brain Sciences at Edinburgh University mengatakan, penelitian ini penting karena ada konfirmasi perbaikan fungsional dengan transfer saraf atas transfer tendon yang lebih umum digunakan.

“Peningkatan fungsi akan membuat perbedaan besar bagi orang-orang dengan tetraplegia tetapi itu bukan penyembuhan lengkap untuk jenis kelumpuhan ini karena lengkap, fungsi normal tidak dipulihkan,” katanya.

Berita Terbaru

Kecelakaan Bus di Ciater jadi Sorotan, Disdik Sleman Perketat Izin Study Tour Sekolah

Mata Indonesia, Sleman - Dinas Pendidikan (Disdik) Sleman menetapkan aturan ketat bagi sekolah yang ingin melaksanakan kegiatan seperti study tour atau outing class. Setiap sekolah wajib mengajukan izin kepada Disdik Sleman sebelum melakukan kegiatan tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini