Topan Molave di Vietnam Tewaskan 31 Orang, 62 Orang Hilang

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Vietnam dikabarkan tengah mencari korban selamat akibat tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat dari Topan Molave –salah satu topan terkuat di kawasan tersebut dalam beberapa dekade. Hujan lebat yang berlangsung selama berminggu-minggu itu turut menewaskan sedikitnya 160 orang.

Ratusan tentara dengan alat berat dikerahkan ke lokasi longsor di daerah terpencil di Provinsi Quang Nam, di mana di wilayah tersebut sebanyak 19 orang dilaporkan tewas dan 48 orang hilang. Usaha penyelamatan dan evakuasi korban awal terhambat oleh cuaca buruk di ujung badai.

Sebanyak 12 mayat nelayan di temukan di laut pada Kamis (29/10). Angkatan Laut Vietnam tengah berupaya mencari 14 nelayan lainnya yang hilang sejak kapal mereka tenggelam.

Sedikitnya 160 orang tewas dan puluhan lainnya masih hilang, sebagian besar akibat tanah longsor yang dipicu dari hujan lebat dari Topan Molave yang melanda Vietnam sejak awal Oktober.

“Kami dapat memperkirakan jalur badai atau jumlah hujan, tetapi tidak dapat memprediksi kapan tanah longsor terjadi,” demikian penuturan Wakil Perdana Menteri, Trinh Dinh Dung, melansir Reuters, Kamis, 29 Oktober 2020.

“Jalan tertutup lumpur yang dalam dan hujan lebat masih melanda daerah tersebut, tetapi pekerjaan penyelamatan harus dilakukan dengan cepat,”sambungnya.

Lebih dari satu juta orang terkena dampak dari badai yang menyebabkan hujan lebat dan beberapa banjir buruk dalam beberapa tahun di Vietnam. Topan Molave menyebabkan 56 ribu rumah di Vietnam rusak dan jutaan orang tanpa listrik.

Berbagai foto di media sosial menunjukkan banyak desa dilanda banjir dan jalan-jalan dipenuhi puing-puing. Banyak pohon tumbang atau terhalang oleh tanah longsor.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini