MATA INDONESIA, JAKARTA – Metode Vaksin Nusantara menolak prosedur saintifik dan meminta dukungan politisi maupun pejabat untuk menerjang kaidah-kaidah ilmiah dan standar baku yang tidak bisa dipenuhi.
Hal itu merupakan pesan dari ahli biologi molekuler Ahmad Rusjdan Utomo mengenai vaksin nusantara.
“Vaksin nusantara ini memiliki ketidaklaziman dalam dasar teknologi yang digunakan, juga tidak ada transparansi data dan informasi mengenai penelitian dan uji klinisnya, telah di tolak oleh BPOM untuk kelanjutan riset dan juga mendapat banyak kritik dari para ilmuan yang berkompeten,” ujar Ahmad Rusjdan yang pesannya diterima Mata Indonesia News, Jumat 16 April 2021.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun tidak memberi izin vaksin itu melakukan uji klinis karena tidak memenuhi standar GMP (good manufacturing practice).
Namun, bukannya membenahi masalah yang membelitnya, para inventor Vaksin Nusantara justru menerabas jauh kaidah-kaidah ilmiah.
Standar baku pengembangan vaksin dengan sokongan dukungan dari sebagian pejabat dan politikus dengan dalih nasionalisme dan dalih-dalih lain.
Namun, tidak satu pun peneliti yang bisa mengakses hasil penelitian mereka sehingga tidak bisa diketahui umum.