Tokoh Papua: OPM Berjuang Demi Perutnya Sendiri, Bukan untuk Bumi Cendrawasih

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua dan Papua Barat adalah warisan Pemerintah Hindia Belanda yang menjalankan politik pecah belah hingga sekarang untuk kepentingan mereka masing-masing. Bukan untuk kepentingan Tanah Papua.

Hal tersebut diungkapkan mantan tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Nick Messet yang hampir 40 tahun bergabung dalam gerakan itu.

Menurut Nick organisasi itu sengaja didirikan Pemerintah Hindia Belanda di masa akhir penyerahan wilayah tersebut kepada Indonesia.

Sebab, sebelumnya Belanda telah gagal memecah belah Indonesia dengan menyiptakan 7 negara bagian melalui Republik Indonesia Serikat (RIS) tanpa Tanah Papua.

Dalam video berdurasi 5 menit, Nick mengungkapkan pernyataan Presiden John F. Kennedy yang menyatakan kepada tokoh muda Papua kala itu Nicholas Jouwe bahwa Pemerintah Hindia Belanda telah mencuranginya.

Kennedy mengungkapkan perjanjian 24 Agustus 1828 yang menyatakan Papua adalah bagian dari Hindia Belanda. Maka Papua harus menjadi bagian dari Indonesia saat Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

Sekarang, menurut Nick, tidak ada OPM yang satu dan solid seperti saat dia masih bergabung. Setidaknya sekarang ada 4 faksi di dalam organisasi itu yang sebenarnya mereka saling bertikai untuk kepentingan diri sendiri bukan untuk Tanah Papua.

Empat faksi yang dimaksud Nick adalah Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang presidennya Victor Yeimo, United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dengan presiden Benny Wenda, OPM Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (OPM-TPNPB) dipimpin Jeffrey Bolmanak dan Kelompok Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) yang presidennya Forkorus Yaboisembut.

Menurut Nick banyaknya presiden itu membuktikan bahwa kepentingan mereka adalah jabatan, kekuasaan dan uang. Maka tidak jarang mereka saling berkelahi sendiri.

Sepanjang ‘karir’nya di OPM, Nick berkesimpulan bahwa satu-satunya jalan memerdekakan Papua dan Papua Barat adalah dengan bekerja dan membangun Bumi Cendrawasih dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ingin penjelasan lebih rinci soal kepalsuan OPM? Silakan simak video berikut;

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini