MATA INDONESIA, JAKARTA – Timnas Indonesia kalah telak 0-4 lawan Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2020. PSSI menyalahkan kompetisi yang vakum cukup lama.
Dengan kekalahan 0-4, Indonesia harus bisa menang dengan margin lima gol pada leg kedua, Sabtu 1 Januari 2022 jika ingin menjadi juara Piala AFF untuk pertama kalinya.
Rasanya hal itu sulit terjadi melihat kualitas dan pengalaman skuat Thailand. Tim besutan Alexandre Polking itu baru satu kali kebobolan.
Selain itu, belum pernah ada tim yang bisa membalikkan kedudukan setelah kalah selisih dua gol atau lebih pada leg pertama final Piala AFF.
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan mengatakan, salah satu penyebab kekalahan telak Indonesia karena pemain sempat lama absen bertanding setelah kompetisi vakum akibat pandemi Covid-19.
“Ekspektasi publik memang tinggi ke anak-anak, teman-teman tahu bahwa liga kita baru bergulir empat bulan. Negara lain seperti Vietnam bisa, vietnam itu tidak berhenti liganya, hanya sebentar berhenti,” ujarnya.
“Kita ini yang paling lambat menggulirkan liga bersama Filipina kalau nggak salah, empat bulan mereka baru main. Kompetisi itu tempat mereka untuk meningkatkan fisik, performa, strategi, fisik, mental dan sebagainya,” katanya.
Liga 1 baru digulirkan lagi akhir Agustus lalu, setelah Liga 1 2020 cuma bergulir tiga pekan dan dibatalkan karena pandemi Covid-19. Faktor lain adalah, skuat Indonesia diisi mayoritas pemain muda minim jam terbang. Hal ini dilakukan Shin Tae-yong untuk membangun generasi baru tim masa depan.
“Selain itu, anak-anak kita yang muda sudah saya serahkan ke Shin Tae-yong. Kita tahu kualitas Thailand bagus, luar biasa, dan selalu operan akurat. Mereka sudah maksimal, kita apresiasi itu anak-anak saya. Mereka sampai di final itu luar biasa, kita bisa mengalahkan Malaysia 4-1 dan Singapura 4-2. Apapun hasilnya, saya tetap apresiasi dengan anak-anak dan tim kepelatihan Shin Tae-yong,” ungkapnya.