Tiga Fakta Menarik Gurun Sahara

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Gunung Sahara telah lama dikenal sebagai salah satu gurun luas di Dunia. Gurun ini bertipe subtropis yang berada di benua Afrika bagian utara.

Gurun Sahara merupakan gurun panas terbesar pertama di dunia dan ketiga untuk gurun terbesar di dunia setelah gurun dingin Antartika dan Arktik.

Akhir-akhir ini, gurun Sahara menempati peringkat pertama di mesin pencarian. Sekitar 500 ribu masyarakat internet mencari kata kunci gunung Sahara. Berikut fakta-fakta mengenai Gurun Sahara:

  1. Gunung Sahara memiliki luas 9,2 juta Km2

Gurun pasir ini membentang dari Samudera Atlantik ke Laut Merah, dari Laut Tengah di utara ke Sahel sebelah selatan dari Meuritania di sebelah barat ke Mesir di sebelah timur.

Saking luasnya, gurun Sahara membagi benua Afrika menjadi dua bagian yakni Afrika dan Afrika Utara yang keduanya memiliki iklim dan budaya yang berbeda.

Gurun besar itu membentang di 10 negara, di mana ke-10 negara itu adalah Aljazair, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Niger, Sudan, dan Tunisia, serta wilayah Sahara Barat, bekas koloni Spanyol yang dianeksasi Maroko pada 1975. Menurut laporan dari BBC pada 2021, kontrol wilayah terakhir masih disengketakan oleh orang-orang Saharawi Adat.

  1. Gurun Sahara pernah hijau
    Mengutip World Wildlife Fund, ada sekitar 500 tumbuhan, 70 jenis mamalia, 90 jenis spesies burung, dan 100 spesies reptil yang menghuni gurun beriklim ekstrim ini.

Tidak seperti yang kita saksikan saat ini, salah satu gurun pasir terpanas di dunia ini pernah ‘berwana hijau’ yakni sekitar 11.000 – 5000 tahun yang lalu. Tumbuh-tumbuhan hijau tumbuh menyelimuti bukit pasir.

Gua-gua gersang di Sahara berubah menjadi danau berkat kenaikan curah hujan. Alhasil, wilayah Afrika Utara menjadi hijau sehingga menarik hewan-hewan untuk tinggal di wilayah itu. Periode ini disebut periode lembab Afrika.

Menurut seorang profesor sistem Bumi di Universitas of California, Irvine, Kathleen Johnson mengatakan periode gurun Sahara hijau terjadi setiap 23.000 tahun sekali di saat terjadi perubahan kemiringan bumi.

Perubahan kemiringan bumi yang menyebabkan peningkatan radiasi matahari di belahan bumi utara selama bulan-bulan musim panas. Kenaikan radiasi matahari memperkuat angin monsun Afrika.

Meningkatnya panas di atas Sahara menciptakan tekanan udara rendah yang mengantarkan uap air dari Samudra Atlantik ke gurun tandus Sahara.

  1. Pernah turun salju

Pada Januari 2022, salju turun di atas hamparan pasir Gurun Sahara karena temperatur turun drastis membuat suhu membeku. Es menyelimuti pasir tersebut merupakan fenomena langka yang jarang sekali terjadi. Meskipun demikian, peristiwa seperti ini merupakan kali kelima setelah 1979, 2016, 2018, dan 2021.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Bupati Sleman Apresiasi Sebagai Sarana Menyatukan Warga

Mata Indonesia, Sleman - Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menghadiri Kirab Budaya dalam rangka Merti Desa ‘Mbah Bregas’ Kalurahan Margoagung, Seyegan yang digelar di Balai Ringin Ngino, Sabtu, (4/5). Pada kesempatan tersebut, Kustini juga turut melakukan prosesi penuangan 7 kendi air suci di Ringin Ngino Mbah Bregas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini