Tidak Satupun Agama Membenarkan Sikap Intoleran

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Muncul sikap intoleransi di tengah masyarakat membuat sejumlah tokoh agama di Provinsi Sumbar angkat bicara.

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Alquran (STAI-PIQ) Provinsi Sumbar, DR Buchari, M M Ag, mengingatkan masyarakat Sumbar, agar selalu menjaga persaudaraan dalam kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kita dalam NKRI ini hidup dengan berbagai bangsa, suku, agama dan ragam lainnya. Dalam kehidupan kita beragama, kita mengenal Ukhuwah Islamiyah, yakni menjaga persaudaraan dengan orang lain yang seagama. Ini sesuai dengan ajaran Islam dalam berhubungan dengan persaudaraan seagama,” ujar Buchari.

Menurutnya, hidup dalam NKRI ini, ada orang yang tidak sama. ” Baik dari segi suku, bangsa dan agama. Walau tidak sama, tetapi orang tersebut bersaudara dengan kita dari segi bernegara. Dikenal dengan istilah Ukhuwah Wathaniyah. Persaudaraan karena sebangsa,” katanya.

Dalam berhubungan dengan saudara sebangsa, menurutnya, perlu menjaga peraturan perundang-undangan di negara dan dalam menjalin hubungan sebangsa. Bagi Buchari, jika diperangi dan dikeluarkan atau diusir dari tempat tinggal, maka di NKRI ini ada aparat penegak hukum yang akan melakukan penegakan hukum.

”Kita tidak melakukan penegakan hukum secara sendiri sendiri. Tapi sampaikan ke aparat penegak hukum jika ada hal-hal yang menjadikan kehidupan kita tidak stabil,” tegasnya.

Buchari juga menegaskan, tidak ada satu agama pun di Indonesia membenarkan sikap intoleran di NKRI ini. Semuanya menjunjung kehidupan yang berkeadaban. Semuanya bisa dilaksanakan dengan menjaga persatuan dan kesatuan. Jika seandainya terjadi hal-hal yang tidak berkenan di masyarakat, dapat dilaksanakan dengan bermusyawarah.

Umat Islam perlu berupaya menjaga toleransi tidak hanya dengan saudara seagama. Tetapi juga dengan umat beragama lainnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Generasi Muda Harus Jaga Nilai Kemerdekaan di Tengah Gempuran Budaya Pop

Oleh: Aulia Sofyan Harahap )* Seluruh generasi muda Indonesia harus terus menjaga nilai kemerdekaan meski di tengah adanya berbagai macam gempuran budaya pop, termasuk yang sedangmenjadi tren belakangan ini yakni anime One Piece. Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, ruang digital terus ramai memperbincangkan adanya fenomena pengibaran bendera bajak lautdari serial anime One Piece.  Simbol tengkorak dengan topi jerami itu muncul di sejumlah lokasi, yang kemudianmenyulut pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian menganggapnya sebagaibentuk ekspresi semata, namun sebagian lainnya justru menilai bahwa pengibaranbendera One Piece itu sebagai salah satu bentuk upaya provokasi yang berpotensimengaburkan nilai-nilai sakral kemerdekaan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Ahmad Muzani merespons seluruh haltersebut dengan pandangan yang lebih moderat. Ia memandang bahwa tindakantersebut sebagai ekspresi kreatif dari masyarakat, terutama pada para generasimuda yang tengah hidup dalam era digital dan budaya global.  Meski begitu, ia tetap menegaskan bahwa sejatinya semangat kebangsaan yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia tidak akan pernah tergantikan oleh apapun bahkan termasuk keberadaan budaya pop sekalipun. Muzani meyakinibahwa di balik simbol asing yang diangkat tersebut, seluruh masyarakat sejatinyatetap menyimpan Merah Putih dalam lubuk hati mereka. Senada dengan hal itu, politikus Andi Arief memandang bahwa pengibaran benderatersebut memang bukan sebagai bentuk pemberontakan, melainkan sebagai simbolharapan. Ia membaca tindakan itu sebagai protes yang muncul dari keresahan, namun tetap mengandung semangat untuk membangun Indonesia tercinta. Bagi sebagian kalangan, ekspresi semacam itu bukan berarti meninggalkan kecintaanpada tanah air, tetapi justru sebagai bentuk pencarian atas harapan yang lebih baikbagi bangsa. Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli...
- Advertisement -

Baca berita yang ini