Thiago Silva Curhat Perlakuan Buruk PSG kepada Dirinya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Setelah sekian lama bungkam mengenai alasannya meninggalkan Paris Saint-Germain (PSG) dan bergabung ke Chelsea dengan status bebas transfer, Thiago Silva akhirnya buka suara.

Menurut cerita Silva, ia bersama Edinson Cavani telah mendapat perlakuan buruk dari PSG.

Pengabdiannya selama delapan tahun dengan mengemban ban kapten sama sekali tak dihargai oleh klub. Begitu juga Cavani yang menghabiskan 7 musim berseragam PSG.

Silva berkata, PSG sama sekali tak mempertimbangkan untuk memperpanjang kontraknya, atau menghargainya dengan sebuah perpisahan.

“Mereka tidak menawari saya apa pun, bahkan tidak sekadar, Thiago, apakah Anda menerima 1 euro untuk bertahan dengan kami? Sungguh tidak ada, sangat menjengkelkan,” kata Silva dalam wawancara bersama FourFourTwo, seperti dikutip pada Rabu 10 Februari 2021.

Hal yang lebih buruk lagi, menurut Silva adalah PSG selama pandemi punya tiga bulan untuk menyiapkan perpisahan, namun tak juga dilakukan.

“Saya berada di sana tidak hanya satu musim atau beberapa bulan, tetapi delapan tahun sebagai kapten yang mengangkat sejumlah trofi untuk klub itu,” ujarnya.

“Saya layak mendapatkan penghormatan lebih dari itu. Hal sama terjadi pada Cavani. Meski demikian, saya benar-benar bersyukur atas hal-hal yang saya rasakan di sana. Kecuali momen terakhir, saya merasa gembira dan selalu diperlakukan baik oleh semua orang.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Upaya Terpadu Lembaga Negara Berantas Judi Daring

Oleh : Andika Pratama Maraknya praktik judi daring di Indonesia tidak hanya menjadi persoalan moral dan sosial, tetapitelah menjelma menjadi ancaman serius terhadap ketahanan ekonomi dan keamanan digital nasional. Modus operandi yang semakin canggih, jaringan lintas negara, hingga keterlibatanakun bank dan dompet digital membuat praktik ini tak lagi bisa ditanggulangi oleh satu lembagasecara terpisah. Dalam konteks inilah pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk menanganijudi daring dengan pendekatan yang sistemik dan menyeluruh. Penindakan terhadap judi daring tidak bisa dilakukan secara sporadis atau parsial. KepalaEksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae menegaskanbahwa pendekatan yang diperlukan harus menyentuh semua sisi: dari pencegahan, edukasi, deteksi, hingga penindakan. Tidak cukup hanya mengandalkan kerja sama bilateral seperti antaraOJK dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), melainkan diperlukan sinergi kolektifyang melibatkan seluruh komponen pengawasan dan penegakan hukum negara. Upaya pemblokiran rekening terindikasi judi daring adalah langkah penting yang telah dilakukanOJK bersama perbankan. Berdasarkan data Komdigi, sekitar 17 ribu rekening telah diblokirkarena dicurigai terkait dengan transaksi judi daring. Namun, kerja teknis ini hanya akan efektifbila didukung oleh sistem identifikasi yang kuat. Penggunaan parameter dalam mendeteksiaktivitas mencurigakan, analisis nasabah, hingga pengawasan terhadap rekening dormant menjadi bagian dari sistem pengawasan keuangan yang tengah diperkuat. Selain itu, pendekatan sistemik juga menyentuh aspek regulasi. Masih terdapat celah atauloophole dalam sistem keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku judi daring. Maka dari itu, pertemuan intensif antara OJK dan direktur kepatuhan dari berbagai bank menjadi krusial untukmenyusun formulasi regulasi yang lebih ideal. Tujuannya adalah menyempurnakan mekanismeidentifikasi rekening mencurigakan serta memperkuat langkah enhanced...
- Advertisement -

Baca berita yang ini