MATAINDONESIA, LONDON – Bagi penggemar musik tahun 80-90 an, band asal Inggris, The Cure adalah salah satu band yang lagu-lagunya cukup dikenal.
Dengan mengusung hingar-bingar subkultur gothic, band yang menonjolkan sosok Robert Smith sebagai vokalis ini dikenal karena lagu-lagunya seperti Friday I’m In Love, Boys Dont Cry, Lulaby yang menjadi hits di era 80 dan 90 an. Robert Smith dikenal karena punya dandanan nyentrik dan gaya vokal yang khas sehingga sempat menjadi ikon musik di tahun itu.
Setelah 12 tahun absen, Robert Smith memastikan bahwa The Cure akan melepas album baru tahun ini. ”Album baru pasti akan keluar segera. Kami sedang merampungkannya sekarang dan bakal langsung diramu,” ujar Smith, Kamis 13 Februari 2020.
Tak tanggung-tanggung, The Cure akan meluncurkan sekaligus tiga album baru. Smith mengaku dia dan kawan-kawannya saat ini lebih fokus ke album pertama. Untuk album kedua saat ini masih digarap karena musik di album ini lebih rumit. ”Akan lebih banyak unsur lepas dan dengan suara lebih kuat dan album itu harus direkam secara langsung,” katanya.
Untuk album ketiga, Smith mengatakan bahwa semuanya akan berdasarkan pengalamannya di panggung selama ini. Ketiga album baru ini sangat dinanti penggemar karena The Cure terakhir kali merilis album pada 2008 lalu, yaitu 4:13 Dream.
Sepanjang karier sejak akhir medio 1970-an, The Cure sudah merilis 13 album yang dimulai dengan debut Three Imaginary Boys pada 1979. Album ini memuat deretan single seperti 10:15 Saturday Night dan cover lagu milik Jimi Hendrix, Foxy Lady. Kesuksesan The Cure kembali berlanjut ke dua album setelahnya, Seventeen Seconds (1980) dan Faith (1981). Di album Faith, Robert Smith perlahan mulai memasukan elemen goth di musiknya.
Baru di album keempat Pornography (1982), unsur goth mendominasi The Cure. Robert Smith menjelajah ke beragam spektrum bebunyian pop hingga psychedelic dengan sentuhan gelap, dingin dan suram yang melapisi vokal Robert Smith.
Meski mendapat respons buruk dari pasar, The Cure tetap produktif menelurkan album-album dan kerap menjalankan berbagai tur dunia. The Top (1984), The Head on the Door (1985), dan Kiss Me, Kiss Me, Kiss Me (1987) adalah bukti konsistensi mereka di belantara musik.
Kendati telah mengeluarkan tujuh album studio tak kurang dari satu dekade, The Cure baru dikenal di seluruh dunia setelah melepas album paling komersial mereka, Disintegration (1989). Album ini sukses menembus tangga lagu di sejumlah negara termasuk Amerika Serikat (AS) serta meraih sertifikasi platinum. Disintegration memuat jajaran single penting, di antaranya Pictures of You, Lovesong, Lullaby, hingga Fascination Street. Kesuksesan mereka pun kembali berlanjut ke album penuh kesembilan Wish (1992). The Cure makin moncer dengan single Friday I’m in Love, A Letter to Elise, dan High.
Setelah sempat mengalami bongkar pasang personel, kini The Cure mantap dengan formasi kuintet Robert Smith, Simon Gallup, Roger O’Donnell, Jason Cooper, dan Reeves Gabrels.
Robert Smith juga menjadi inspirasi bagi kultur pop. Karakter gelap, suram, dan nyentrik dirinya menjadi inspirasi bagi karakter fiksi Film Edward Scissorhand yang dibintangi aktor Johnny Depp. Konon sang sutradara Tim Burton sempat mengajak Smith untuk tampil di dalam filmnya tersebut. Tak cuma Burton, penulis novel dan komik Neil Gaiman juga menjadikan Smith sebagai inspirasi untuk salah satu karakternya bernama Dream dalam serial komik The Sandman. Gaya vocal Robert Smith yang khas mirip seperti orang tercekik, dengan dandanan khas akhirnya menjadi trade mark The Cure sampai sekarang.