MATA INDONESIA, LONDON – Beredar kabar soal sejumlah klinik medis yang membuka layanan tes keperawanan kepada para pelanggan wanita. Rupanya tes ini berkaitan dengan program perbaikan keperawanan yang juga dipromosikan di klinik medis. Biaya yang dipatok untuk sekali perbaikan vagina menelan biaya sekitar Rp 42 juta.
Melansir pemberitaan BBC pada 27 November 2020, D=dari 21 klinik yang diidentifikasi, 16 diantaranya berhasil diselidiki dan tujuh klinik mengonfirmasi menawarkan tes tersebut. Sedangkan sisanya tak memberikan informasi lebih lanjut.
WHO dan PBB pun melarang tes tersebut karena dianggap sebagai pelanggaran HAM. Pihak PBB bahkan menilai tes keperawanan bisa menjadi bumerang bagi para wanita. Lantaran dapat berubah jadi pelecehan seksual dan tidak ilmiah.
Sementara menurut WHO, tidak ada yang bisa membuktikan apakah seorang wanita telah berhubungan seks atau tidak. Karena selaput dara bisa koyak denagn berbagai alasan, termasuk penggunaan tampon dan olahraga.
Tahun lalu, rapper AS TI memicu kemarahan setelah mengatakan dalam podcast bahwa dia membawa putrinya untuk tes setiap tahun untuk memeriksa selaput dara.
Adapun tes keperawanan dilakukan dengan cara memeriksa vagina untuk mengetahui apakah selaput dara masih utuh atau tidak.