MATA INDONESIA, ANKARA – Perekonomian di Turki semakin merosot. Pada Rabu 6 Juli 2022, tingkat inflasi Turki naik hampir 80%. Kenaikan inflasi itu menjadi yang tertinggi selama 20 tahun.
Harga makanan, minuman, dan transportasi naik dua kali lipat. Malah biaya transportasi naik 123 persen. Kondisi ini semakin parah setelah mata uang Turki Lira anjlok 20 persen terhadap dolar AS.
Persoalan kenaikan inflasi di Turki juga terjadi di beberapa negara lain. Namun khusus untuk Turki pemicunya bukan karena krisis global atau perang Rusia dan Ukraina. Ekonomi Turki terpukul karena kebijakan ekonomi yang tidak lazim dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Salah satu kebijakan yang aneh saat bank sentral dunia meningkatkan biaya pinjaman dalam upaya menjinakkan inflasi. Turki malah melakukan hal yang sebaliknya. Suku bunga tetap di 14% sejak Desember.
Menurut Erdogan jika suku bunga dipangkas akan menurunkan inflasi dan meningkatkan produksi dan ekspor. Erdogan tidak terlalu risau dengan kenaikan inflasi. Ia malah sibuk menuding bahwa krisis ini terjadi karena campur tangan asing.
Erdogan santai saja dengan kenaikan inflasi ini. Ia justru mengumumkan pemerintah akan menaikkan upah minimum sebesar 30% mulai Juli ini. Tidak hanya itu enam bulan setelahnya akan dinaikkan lagi sebesar 50% untuk membantu pekerja dengan biaya hidup yang melonjak.