Terkait Anti-Asia di AS, Kemlu: Jangan Takut untuk Melapor!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Anti-Asia tengah marak di Amerika Serikat. Berdasarkan sebuah laporan, kejahatan rasial mengalami lonjakan sejak Maret 2020 ketika mantan Presiden AS Donald Trump menyebut COVID-19 sebagai virus Cina.

Orang Asia dan keturunan Asia secara global yang tinggal di Negeri Paman Sam pun terkena dampak, tak terkecuali Warga Negara Indonesia (WNI). Dua remaja Indonesia ini mengaku menjadi korban serangan rasial hingga ditampar dan dipukul saat berada di Stasiun City Hall di Philadelphia.

“Satu remaja menampar pipi kanan teman saya dan saya mulai menangis. Remaja lainnya kemudian memukul kepala bagian kiri saya beberapa kali sampai saya terjatuh,” ungkap salah satu remaja WNI itu dalam video yang ditayangkan NBC.

Menanggapi serangan rasial yang dialami dua remaja asal Indonesia ini, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengimbau WNI di AS untuk melapor apabila mengalami tindakan kekerasan atau pelecehan.

“Kita mempunyai beberapa perwakilan di USA, KBRI di Washington, KJRI ada di New York, Houston, Chichago, Los Angeles, dan San Fransisco. Kami mengimbau WNI untuk berhati-hati dan segera melapor kepada otoritas setempat jika mendapat serangan. Jangan diam!” kata Judha Nugraha kepada Mata Indonesia News.

“Yang selalu kami tekankan adalah knowing your rights. Mereka (WNI) memiliki hak berdasarkan hukum yang ada di AS, jangan takut! Lakukan pelaporan, baik dengan otoritas setempat dan tentunya kepada perwakilan Indonesia, agar bisa melakukan langkah-langkah pendampingan,” ucapnya.

Dalam cuplikan video amatir dari kamera handphone, menunjukkan bahwa seorang remaja melontarkan hinaan sambil bertanya alasan remaja WNI tersebut menangis. Diketahui, penyerangan dilakukan oleh sekelompok remaja putri African American.

Dikatakan Judha, kedua remaja Indonesia ini tidak mengalami luka fisik yang serius, namun mengalami syok. Judha menambahkan bahwa kasus ini dikategorikan sebagai tindakan harassment dan bullying dan polisi Philadelphia tengah menyelidiki rekaman CCTV untuk menentukan apakah kasus ini bermotif rasial atau ujaran kebencian terhadap etnis tertentu.

Serangan rasial terhadap orang Asia di Amerika Serikat sedang menjadi sorotan setelah terjadi pembunuhan yang diduga didorong oleh sentimen anti-Asia di Atlanta. Insiden yang terjadi pada pekan lalu ini menewaskan delapan orang, enam di antaranya merupakan perempuan Asia-Amerika.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini