Tercatat Rugi Besar, Saham Garuda Indonesia Sebaiknya Dihindari

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – PT Garuda Indonesia (persero) Tbk (kode saham : GIAA) baru saja mempublikasikan ulang (restatement) laporan keuangan tahun 2018. Sebagai respon hasil keputusan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Garuda Indonesia pun masih mencatatkan rugi bersih sebesar 175,02 juta dolar AS (setara Rp 2,45 triliun) dari sebelumnya laba sebesar 5,01 juta dolar AS.

Sementara pada kuartal I 2019, laba bersihnya meningkat menjadi 19,73 juta dolar AS, dibanding periode sebelumnya yang masih merugi 64,27 juta dolar AS.

Seperti diketahui, Garuda Indonesia sebelumnya diterpa sejumlah masalah. Mulai dari laporan kinerja yang memburuk selama beberapa tahun terakhir, kenaikan harga tiket pesawat hingga laporan keuangan 2018 yang penuh kepalsuan.

Menanggapi hal ini, analis Indopremier Sekurits, Mino mengatakan bahwa dengan adanya sejumlah polemik yang terjadi belakangan ini, ia menganjurkan kepada investor untuk sementara menghindari (wiat and see) saham maskapai plat merah ini.

“Ini soal kepercayaan investor kepada perusahaan. Soal tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Untuk saat ini menurut saya itu yang paling penting,” kata Mino kepada Mata Indonesia News, Jumat 26 Juli 2019.

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih juga sependapat. Ia juga menganjurkan untuk menghindari saham GIAA atau bagi yang sudah mengoleksi saham ini dianjurkan untuk menjualnya.

“Alasannya karena harga minyak dunia masih naik dan ini akan menjadi beban biaya bagi Garuda. Secara umum, harga jual tiket juga masih tinggi dan kondisi pasar pun belum menguntungkan. Sehingga harus dicari pemasukan dari sumber lainnya,” ujar Alfatih.

Ia menganjurkan untuk menghindari saham GIAA. Bagi yang sudah mengoleksi dianjurkan menjualnya di level Rp 350 per saham.

Sesuai data RTI Business, pada penutupan perdagangan hari terakhir pekan ini, harga saham GIAA turun 1,52 persen ke level Rp 390 per saham. Sementara sebulan terakhir ini terkoreksi 3,47 persen.

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini