MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Presiden Emmanuel Macron menegaskan, Eropa masih membutuhkan strategi pertahanan yang independen dan berdaulat. Bahkan ketika berhubungan dengan Pemerintahan Amerika Serikat yang baru, yang lebih bersahabat.
Dalam wawancara kepada Revue Grand Continent, Macron menolak komentar Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer Politico, Senin (2/11), di mana Kramp-Karrenbauer mengatakan Eropa harus tetap bergantung pada perlindungan militer AS.
“Saya sangat tidak setuju dengan artikel opini Menteri Pertahanan Jerman yang diterbitkan di Politico,” tegas Macron, menambahkan bahwa ia yakin Kanselir Jerman, Angela Merkel berada di posisi yang sama tentang masalah ini, melansir Reuters, Senin, 16 November 2020.
“Amerika Serikat hanya akan menghormati kami sebagai sekutu apabila kami serius mengenai posisi kami sendiri, dan jika kami memiliki kedaulatan sendiri terkait pertahanan kami,” sambungnya.
Macron telah melakukan pembicaraan dengan Presiden AS terpilih, Joe Biden pada 10 November lalu. Ia mengatakan kepada Biden bahwa ia siap bekerja sama dengan AS dalam berbagai masalah, seperti iklim, kesehatan, dan perang melawan terorisme.
“Kami perlu terus membangun otonomi kami sendiri, seperti yang dilakukan Amerika Serikat untuk dirinya sendiri, dan seperti yang dilakukan Cina untuk diri mereka sendiri,” tutup Macron.
Belum lama ini, Macron mendesak negara-negara di Eropa untuk segera merespon terkait masukan Prancis yang ingin memperketat perbatasan di Benua Biru guna mencegah apa yang ia sebut sebagai “ancaman terorisme.”
Macron juga mengatakan perjanjian Schengen Uni Eropa yang memungkinkan orang melintasi perbatasan dengan bebas perlu segera direformasi. Kebijakan ini ia ambil menyusul serangan yang menewaskan delapan orang di Paris, Nice, dan Wina hanya dalam kurun waktu satu bulan.