MATA INDONESIA, KIEV – Ukraina menuding tentara Rusia menculik ribuan anak Ukraina dan membawanya pergi. Tudingan ini diperkuat dengan laporan Kementerian Luar Negeri Ukraina bahwa sebanyak 2,389 anak dari wilayah timur Donetsk dan Luhansk telah dibawa melintasi perbatasan.
“Ini bukan bantuan. Ini penculikan,” demikian kicauan Kedutaan Amerika Serikat di Kiev, mengutip laporan Kementerian Luar Negeri Ukraina, melansir World Nation News, Rabu, 23 Maret 2022.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Ukraina menyebut aksi tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
Meskipun tidak dapat diverifikasi secara independen, klaim penculikan itu muncul setelah pihak berwenang di Kota Mariupol mengatakan beberapa ribu penduduknya telah dibawa secara paksa ke Rusia.
Mereka juga mengklaim bahwa Rusia berencana untuk menculik warga Ukraina dan membawa mereka melintasi perbatasan.
Hingga hari ke-29 invasi, Moskow terus mengepung kota-kota di seluruh Ukraina, termasuk Mariupol – yang sebagian besar telah hancur setelah lebih dari tiga pekan digempur tentara Rusia.
Menggambarkan akibat dari dua pemboman besar-besaran di Mariupol pada hari Selasa, dewan lokal mengatakan kota itu telah menjadi “abu tanah mati”. Sementara warga yang berhasil mengungsi menggambarkan kota pelabuhan tersebut bak neraka.
“Tidak ada yang tersisa di sana,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menggemakan gambaran Kota Mariupol kepada parlemen Italia melalui tautan video.
Situasi kemanusiaan di bagian lain Ukraina juga sama suramnya. Menurut pejabat di Kiev, ratusan ribu warga sipil kehabisan makanan di Kherson, satu-satunya kota besar yang jatuh ke tangan militer Rusia.
Para pejabat Barat mengklaim militer Rusia menghadapi kekurangan makanan, bahan bakar, dan cuaca dingin yang parah, menyebabkan beberapa tentara menderita radang dingin. Banyak yang hanya memiliki sisa bagasi selama tiga hari.
Melihat keputusasaan Rusia di lapangan, AS kembali memperingatkan bahwa Kremlin yang putus asa dapat menggunakan senjata kimia atau biologi. Presiden AS Joe Biden mengatakan punggung Vladimir Putin bersandar pada tembok.
Rusia diyakini telah kehilangan ribuan tentara akibat perlawanan sengit Ukraina. Meskipun Kremlin sejauh ini hanya mengkonfirmasi 498 personel tewas dalam perang, surat kabar Rusia Komsomolskaya Pravda yang diterbitkan pada Senin (21/3) melaporkan bahwa 9.861 tentara Rusia tewas dan 16.153 lainnya terluka.