Tembus 52 Persen, Ekspor Industri Mamin Terus Meningkat di Masa Pandemi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Industri makanan dan minuman (mamin) konsisten memberikan kontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional walaupun di tengah tekanan dampak pandemi covid-19.

“Industri mamin juga merupakan salah satu sektor yang memiliki permintaan tinggi ketika pandemi karena masyarakat tetap perlu mengonsumsi asupan bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuhnya dalam upaya menjaga kesehatan,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika di Jakarta.

Dirinya menyebutkan, PDB industri mamin tumbuh positif sebesar 3,49 persen pada triwulan III tahun 2021, seiringdengan pertumbuhan ekonomi nasional yang kembali tumbuh positif menyentuh angka 3,51 persen. 

Selain itu, peran industri mamin dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, juga ditunjukkan dengan meningkatnya kontribusi PDB industri mamin terhadap PDB industri pengolahan nonmigasyang mencapai 38,91 persen pada periode yang sama.

Menurutnya, sepanjang Januari-September 2021, total nilai ekspor industri mamin mencapai 32,51 miliar US dolar atau meningkat 52 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Neraca perdagangan industri mamin selama sembilan bulan ini surplus sebesar 22,38 miliar US dolar,” katanya.

Putu mengemukakan, walaupun sektor industri mamin terus menunjukan tren pertumbuhan yang positif, namun pemerintah dan pelaku industri tetap harus bersiap dalam mengantisipasi dan mengatasi tantangan ketersediaan pangan dan energi.

Apalagi, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri mamin merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan pada era industri 4.0.

“Pembatasan kegiatan selama pandemi berpengaruh terhadap lalu lintas barang dan komoditas antar negara yang berdampak pada persediaan pangan, terutama komoditas yang masih banyak impor, sebagaimana disebutkan dalam laporan Food and Agriculture Organization (FAO),” katanya.

Oleh karena itu, strategi untuk mengatasi tantangan tersebut, diantaranya melalui pembangunan food estate, penyiapan cold storage, dan rantai dingin.

“Pelajaran dari krisis energi yang terjadi di dunia saat ini adalah ketidaksiapan sejumlah negara dalam melakukan transisi dari energi fosil ke energi ramah lingkungan. Kita perlu mengantisipasi agar hal ini tidak terjadi di Indonesia,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Presiden Prabowo Tingkatkan Pendampingan dan Pelatihan Demi Pemberdayaan UMKM

Oleh: Nadia Putri Ningsih )* Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini