MATA INDONESIA, JAKARTA – Kontak tembak senjata yang masih terjadi antara aparat keamanan dan kelompok separatis dan teror (KST) Papua merupakan bentuk perlindungan diri.
Hal ini diungkapkan Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Ahmad Ramadhan.
Tindakan itu dilakukan lantaran adanya penyerangan yang dilakukan KST kepada aparat yang bertugas. “Kontak senjata yang terjadi aparat kepolisian itu posisinya diserang, tentu terjadinya kontak tembak karena situasi aparat kita,” kata Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 17 Desember 2021.
“Anggota kita tidak menyerang, tapi ketika kita diserang kita melindungi diri. Tentu kita berusaha bila dia menyerang ditangkap diproses,” katanya.
Ramadhan menjelaskan, Polri merupakan pelindung dan pelayan masyarakat yang juga memiliki fungsi penegakan hukum. Terkait kasus kekerasan di Papua, menurutnya, polisi dapat melakukan penindakan kepada pihak atau kelompok yang melakukan pelanggaran hukum.
Ia juga mengatakan, pihaknya akan semakin mengoptimalkan peran dari Satgas Nemangkawi melalui peningkatan pengamanan dan patrol guna mengantisipasi serangan dari KKB. “Kita optimalkan Satgas Nemangkawi, dengan koordinasi ditingkatkan di sana, peningkatan patroli, peningkatan pengamanan,” ujarnya.
Kontak senjata antara personel TNI Satgas Pamtas 403/WP dan KST Papua terjadi di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin 13 Desember 2021 pagi.
Akibat kejadian yang berlangsung sekitar empat jam tersebut, seorang anggota TNI mengalami luka tembak di bagian tangan dan sejumlah fasilitas umum dibakar.
”Senin, pukul 09.00 hingga 13.15 WIT, di Distrik Kiwirok telah terjadi kontak tembak antara personel Pos Kiwirok Satgas Pamtas 403/WP dengan KST Ngalum-Kupel pimpinan Lamek Taplo dan aksi pembakaran fasilitas umum serta permukiman warga,” ujar Dandim 1715/Yahukimo, Letkol Christian Irreuw.
Adapun sejumlah fasilitas umum yang dibakar adalah Puskesmas Kiwirok, Kantor Bank Papua Perwakilan Distrik Kiwirok, Kantor Distrik Kiwirok, Sekolah Dasar Kiwirok, dan Pasar Kiwirok. Penembakan dan pembakaran itu diduga dilakukan oleh KST Papua pimpinan Lamek Taplo. Lamek Taplo adalah pimpinan Ngalum Gupel di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.