MATA INDONESIA, JAKARTA – Teknologi berbasis Internet of Things (IoT) memudahkan para pelaku bisnis, terutama di sektor akuakultur. Selain meningkatkan kualitas pada hasil produksi budi daya ikan dan udang, teknologi ini juga dapat meningkatkan pendapatan.
Salah satu perusahaan rintisan yang turut berpartisipasi dalam terciptanya kesuksesan para pelaku usaha akuakultur, yaitu agriculture technology (agritech) eFishery. Melalui teknologi Efishery, pembudidaya ikan maupun udang dapat mengintegrasikan sistem pemberikan pakan.
“Melalui teknologi Efishery, pembudidaya ikan maupun udang dapat mengintegrasikan sistem pemberian pakan, mulai dari jadwal pemberian pakan, jumlah pakan yang ditebar, hingga pemantauan pertumbuhan hewan di tambak, semua dikelola akurat secara online,” ucap Yenni Rahayu, pelaku usaha akuakultur, Senin, 8 Maret 2021.
Yeni juga mengungkapkan dapat meraup omzet hinggal 1 miliar Rupiah dalam sekali panen berkat memanfaatkan teknologi eFishery. Sebagai informasi, eFishery popular karena inovasi yang dilahirkan berupa alat pemberi pakan untuk ikan juga udang dengan menggunakan internet.
Dikatakan Yeni bahwa eFishery juga dapat mengatur jadwal pemberian pakan secara lebih mudah melalui dosis pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan ikan maupun udang. Sementara untuk proses pemantauan pemberian pakan, dapat dikendalikan melalui aplikasi yang telah terinstal pada telepon genggam.
Penggunaan Feeder ini juga mampu mengurangi angka FCR (feed conversion rate) dan menambah ADG (average daily growth) sehingga siklus penuaian menjadi lebih pendek.
Teknologi eFishery juga memiliki produk Disease Prevention System yang mampu meningkatkan ketahanan udang budi daya terhadap penyakit tersebut sehingga dapat menghindari gagal panen.
Adapun pelaku usaha akuakultur lainnya, Mastria menegaskan bahwa eFishery Feeder sangat membantu dalam mempersingkat waktu serta jumlah pakan yang diberikan pada ternak ikan lelenya.
“Biasanya 1 kwintal pakan diberikan sekaligus, tetapi dengan alat eFishery pakannya bisa dibagi 4 bagian. Ini yang membuat ikan tidak mudah terkena penyakit, sementara kalau pakai manual hanya bisa dibagi sampai 2 bagian,” ungkap Mastria.
“Saya berharap eFishery dapat terus mengembangkan teknologi digitalnya, sehingga pelaku budidaya ikan seperti dirinya semakin memperoleh manfaat yang baik dan meningkatkan kualitas produksi,” katanya.
Sebagai informasi, startup eFishery merupakan perusahaan Aquaculture Intelligence pertama yang mengembangkan inovasi membangun ekosistem akuakultur di Indonesia, yang menguntungkan para pemangku kepentingan juga para pembudidaya ikan dan udang Indonesia. Startup ini terbentuk pada 2013 dan telah mendukung ribuak kolam ikan di lebih dari 180 kota di seluruh Indonesia.