MATA INDONESIA, ISLAMABAD – Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan menegaskan bahwa berbagai tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama tidak dapat ditoleransi!
Khan menyerukan tindakan bersama dari negara, komunitas agama, guru dan masyarakat sipil untuk membasmi bahaya ekstremisme dari masyarakat. Pernyataan ini ia lontarkan pada acara belasungkawa untuk menghormati warga negara Sri Lanka yang tewas diamuk massa, Priyantha Kumara.
Para menteri Pakistan turut menghadiri acara yang diadakan di kantor Perdana Menteri Pakistakan di Kota Islamabad. Mereka menyatakan solidaritas dan simpati dengan keluarga Kumara dan rakyat serta pemerintah Sri Lanka.
Sebagaimana diketahui, pada 4 Desember, Kumara yang merupakan manajer di sebuah pabrik di daerah Sialkot digantung hingga mati oleh para pekerja pabrik. Mereka berdalih, Kumara melakukan penistaan agama dengan menurunkan poster yang bertuliskan ayat suci Al-Quran.
Namun, setelah diinvestigasi diketahui bahwa penyebab utama pembunuhan tersebut adalah dendam pribadi dua anak buahnya. Serangan main hakim sendiri yang mengerikan ini menyebabkan curahan kemarahan dan rasa malu pemerintah dan rakyat Pakistan.
Khan menggambarkan insiden mengerikan itu sebagai hari memalukan bagi Pakistan dan bersumpah untuk membawa pelakunya ke pengadilan. Ia menyayangkan bahwa negara yang seharusnya mengikuti jalan dan ajaran Nabi Muhammad (SAW) malah menuju ke arah yang berbeda.
“Dalam kasus insiden Sialkot di mana massa menjadi hakim, juri, dan algojo, ini menyebarkan ketakutan dan kekacauan di masyarakat,” kata Imran Khan, melansir Gulf News, Rabu, 8 Desember 2021.
Setelah pembantaian sekolah Peshawar tahun 2014, orang-orang Pakistan berkumpul, terikat oleh kesedihan, yang mengarah pada perang kolektif melawan terorisme, katanya.
“Hari ini, setelah insiden Sialkot, Pakistan yang sangat terguncang telah memutuskan bahwa kami tidak akan membiarkan (tindakan ekstremisme) seperti itu terjadi lagi di negara ini,” sambungnya.
Pada peringatan itu, PM Khan mengumumkan bahwa komunitas bisnis di Sialkot telah mengumpulkan dana sebesar 100 ribu USD untuk istri dan anak-anak Kumara. Ia juga berjanji bahwa keluarganya di Sri Lanka akan terus menerima gaji bulanan.