MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa artis mulai terjun ke dunia sepak bola sebagai pemilik klub. Apa tanggapan Menpora Zainudin Amali atas fenomena ini?
Raffi Ahmad memulai fenomena ini. Dia mengakusisi klub Cilegon United dan mengubah nama menjadi Rans Cilegon FC. Kemudian, ada Atta Halilintar yang terlibat di Pati FC.
Teranyar, ada nama Gading Marten yang mengakuisisi klub Liga 3, Persikota FC. Selain selebritas, ada juga dua pengusaha yang mengakusisi klub sepak bola Indonesia, seperti Kaesang Pangarep di Persis Solo dan Crazy Rich asal Malang, Gilang Widya Pramana di Arema FC.
Menpora Amali mengatakan, sepak bola Indonesia saat ini sudah mulai dipercaya lagi oleh masyarakat. Hal itu terlihat dari makin banyaknya masyarakat baik dari kalangan artis dan pengusaha yang ingin investasi dalam klub sepak bola.
“Saya kira ada satu hal yang mendasar yang saya lihat kenapa orang seperti Raffi Ahmad, Atta Halilintar kemudian Gading Martin bahkan ada Sultan Kelantang mau masuk ke sepakbola kita,” katanya, di laman resmi Kemenpora.
“Setelah saya berdiskusi dengan berbagai pihak, berbagai stakeholder, ini karena sepak bola kita mulai dipercaya oleh masyarakat. Mulai ada trust dari publik kita terhadap sepak bola kita,” ujarnya.
Menpora meminta kepada PSSI sebagai federasi sepak bola untuk terus menjaga kepercayaan publik tersebut.
“Nah ini yang saya pesan kepada federasi kepada teman-teman di PSSI, ini harus dijaga, tidak boleh lagi ada perkelahian antara pemain di tengah-tengah lapangan atau pelatih sampai bertengkar dengan pemain lawan dan sebagainya. Kita hindari betul itu,” ujarnya.
“Karena ini akan membuat orang tidak percaya sepak bola Indonesia, orang jadi malas. Nonton saja malas, apalagi ikutan investasi di dalam sepak bola Indonesia,” ungkapnya.
“Sekarang ini mulai ada kepercayaan, kewajiban saya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, teman-teman dari PSSI ini harus menjaga. Kalau sepakbola ini bergulir maka industrinya akan hidup bukan hanya merchandise tetapi juga berbagai hal akan muncul. Akan ada inovasi-inovasi di era digital,” ucapnya.