Taliban Larang Perempuan Keluar Rumah

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Kelompok Taliban yang sekarang menguasai Afganistan melarang perempuan untuk keluar rumah. ”Ini adalah prosedur yang hanya berlaku untuk sementara waktu,” kata Zabihullah, Rabu, 25 Agustus 2021.

Menurut Zabihullah, pelarangan ini adalah prosedur yang hanya berlaku untuk sementara waktu. ”Pasukan keamanan kami belum terlatih untuk menghadapi perempuan, seperti bagaimana cara berbicara dengan perempuan. Sampai nanti ada sebuah sistem yang berlaku, kami meminta perempuan untuk tinggal di dalam rumah,” katanya.

Taliban, kelompok yang menerapkan aturan Islam dalam versi mereka menguasai ibu kota Kabul hanya dalam kurun waktu 9 hari. Dalam konferensi pers beberapa hari setelahnya, Taliban berjanji akan menjadi lebih moderat dan melindungi hak-hak perempuan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti adanya beberapa laporan mengenai pelanggaran hak oleh kelompok Taliban, terutama terkait perempuan.

Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Michelle mengatakan bahwa hak-hak perempuan harus dijamin dan tidak boleh dilanggar.

Evakuasi

Zabihullah juga membahas mengenai proses evakuasi Amerika Serikat dan sejumlah negara lain. Ia meminta warga Afghanistan untuk tidak mencoba pergi ke bandara karena situasinya benar-benar kacau.

Ia juga menyerukan AS untuk berhenti “mendorong” warga lokal untuk pergi, karena Taliban membutuhkan talenta mereka untuk menjalankan kehidupan di Afghanistan.

Pasukan AS menguasai bandara Kabul dan telah mengevakuasi 58.700 orang telah sejauh ini. Zabihullah menegaskan proses evakuasi tersebut harus sudah berakhir pada 31 Agustus 2021 sesuai kesepakatan tenggat waktu antara Taliban dan Pemerintah AS.

Presiden AS Joe Biden optimistis target evakuasi itu akan tercapai sehingga tidak ada perpanjangan waktu. Namun negara-negara sekutu AS memperingatkan bahwa mereka tidak akan mampu mengevakuasi semua yang mencoba melarikan diri dari Taliban pada batas waktu itu.

Pada Minggu 22 Agustus 2021 lalu, setidaknya tujuh warga sipil Afghanistan meninggal dunia di luar Bandara Kabul, saat ribuan orang berdesak-desakan dalam situasi panik dan dipenuhi kekacauan. ”Kami melakukan segala upaya yang bisa kami lakukan untuk mengelola situasi keamanan,” kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris.

Seorang saksi mata mengungkapkan dari tujuh orang yang meninggal, setidaknya empat orang diantaranya berjenis kelamin perempuan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemimpin Terpilih Pilkada 2024 Diharapkan Menyatukan Aspirasi Semua Pihak

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemimpin daerah yang terpilih dalam Pilkada Serentak 2024 harus mampu menyatukan seluruh...
- Advertisement -

Baca berita yang ini