Tak Terpengaruh Sanksi, Penjualan Senjata Rusia ke AS Meningkat Signifikan

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Di tengah sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) terhadap industri senjata Rusia, ekspor amunisi dan senjata buatan Moskow justru mencapai titik tertinggi. Bahkan sepanjang sejarah!

Sanksi tersebut ternyata memaksa perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam mengeksploitasi celah untuk mendapatkan pasokan senjata dan peluru dari Rusia.

Sebuah laporan terbaru yang dirilis Biro Sensus AS, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan AS membeli amunisi Rusia senilai 157,9 juta USD hanya dalam waktu 10 bulan tahun 2021, menjadi yang terbesar sejak jatuhnya Uni Soviet tahun 1991.

Rekor sebelumnya adalah 148 juta USD tahun 2016, selama 12 bulan dan tahun 2020, perusahaan AS mengimpor amunisi senilai 120 juta USD dari Rusia. Secara total, perusahaan-perusahaan AS mengimpor lebih dari 7.700 ton amunisi Rusia periode Januari-Oktober 2021.

Sederet angka rekor ini datang terlepas dari tindakan yang dilakukan oleh Washington terhadap produsen senjata Rusia.

Pada Agustus, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan sanksi putaran kedua terhadap Federasi Rusia atas penggunaan agen saraf Novichok dalam dugaan meracuni tokoh oposisi Rusia Alexey Navalny. Paket itu termasuk pembatasan senjata api dan amunisi yang diproduksi di Rusia.

Asosiasi Senapan Nasional AS mengeluh bahwa sanksi akan lebih merugikan bisnis Amerika ketimbang Rusia. “Ekspor amunisi ke Amerika Serikat hanya sebagian kecil dari PDB Federasi Rusia, tetapi amunisi asal Rusia membuat sebagian besar pasokan amunisi Amerika,” katanya, melansir Russia Today, Kamis, 16 Desember 2021.

Namun, banyak importir AS dapat melewati tindakan tersebut berkat celah yang memungkinkan mereka mendapatkan lisensi dua tahun untuk pembelian amunisi dalam interval antara pengumuman sanksi dan pengenaan sanksi yang sebenarnya.

Bisnis Paman Sam yang menerima lisensi ini akan dapat terus membeli amunisi Rusia tanpa hambatan hingga musim gugur 2023, RBK melaporkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini