Tak Terpengaruh, Presiden Korsel Terima Vaksin AstraZeneca

Baca Juga

MATA INDONESIA, SEOUL – Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in menerima vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca menjelang perjalanan ke luar negeri. Presiden berusia 68 tahun itu mendapat suntikan dosis pertama di klinik komunitas di dekat kantornya di Seoul.

Moon Jae-in rencananya akan melakukan kunjungan ke Inggris untuk pertemuan KTT G7 pada Juni 2021. Sang istri dan sembilan asistennya akan turut menemani Moon Jae-in, termasuk Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, Suh Hoon juga akan divaksinasi.

Pemerintah Korea Selatan mulai menginokulasi hampir 300 ribu orang pada Selasa (23/3), di antaranya perawat, penghuni panti jompo, dan petugas medis. Sementara sekitar 680 ribu profesional perawatan kesehatan berisiko tinggi dan orang yang sakit kritis telah divaksinasi sejak kampanye dimulai pada akhir Februari, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).

KDCA mengizinkan orang yang menjalankan misi publik utama seperti tugas diplomatik atau militer untuk mendapatkan vaksin mulai bulan ini. Pasien dan karyawan fasilitas perawatan di Seoul juga akan mendapatkan suntikan AstraZeneca, kata KDCA, dengan sekitar 77 persen dari 375 ribu orang yang memenuhi syarat setuju untuk mendapatkan vaksin.

Pihak berwenang Korea Selatan kembali menegaskan pada Senin (22/3) bahwa mereka tidak menemukan bukti risiko kesehatan meskipun ada laporan pembekuan darah di antara mereka yang menerima vaksin AstraZeneca di Eropa.

“Saya bersedia mendapatkan vaksin AstraZeneca terlebih dahulu jika itu membantu meyakinkan orang sehingga mereka merasa aman untuk berpartisipasi dalam kampanye,” kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun.

KDCA melaporkan 346 kasus baru pada Senin (22/3), sehingga total beban kasus menjadi 99.421, dengan 1.704 kematian.

Sebagai catatan, vaksin AstraZeneca menjadi polemik, setelah ditemukan 18 laporan pembekuan darah yang sangat langka di otak yang terjadi pada orang setelah beberapa hari menerima vaksin buatan Inggris tersebut.

Keyakinan akan keamanan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca ini pun mendapat pukulan besar di Spanyol, Jerman, Prancis, dan Italia karena laporan pembekuan darah langka. Hal ini membuat banyak negara sempat berhenti menggunakannya, data jajak pendapat menunjukkan pada Senin (22/3).

Perusahaan jajak pendapat YouGov melaporkan bahwa orang Eropa skeptis tentang vaksin AstraZeneca daripada tentang vaksin dari Pfizer Inc / BioNTech dan Moderna Inc. Masalah pembekuan tersebut juga semakin merusak persepsi publik tentang keamanan vaksin buatan Inggris ini.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Di Era Pemerintahan Presiden Prabowo, Korban Judol Diberikan Perawatan Intensif di RSCM

Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat mengumumankan adanya inisiatif baru dalam upaya menangani dampak sosial dan psikologis...
- Advertisement -

Baca berita yang ini