Tak Terpengaruh Pandemi, Penjualan Senjata AS, Cina, Inggris Meningkat!

Baca Juga

MATA INDONESIA, STOCKHOLM – Meski tengah dihantam pandemi virus corona, penjualan senjata ternyata tetap berada pada tren positif. Hal ini berdasarkan laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).

Penjualan senjata dan layanan militer oleh 100 perusahaan senjata terbesar di dunia mencapai rekor 531 miliar USD tahun 2020. Angka tersebut meningkat 1,3 persen secara riil dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut data SIPRI.

Lembaga think tank Swedia mengatakan bahwa 2020 menandai tahun keenam berturut-turut pertumbuhan penjualan oleh 100 perusahaan teratas, dan datang bahkan ketika ekonomi global menyusut.

 “Raksasa industri sebagian besar terlindung oleh permintaan pemerintah yang berkelanjutan untuk barang dan jasa militer,” kata Alexandra Marksteiner, peneliti dengan Program Pengeluaran Militer dan Produksi Senjata SIPRI, dalam sebuah pernyataan.

“Di sebagian besar dunia, pengeluaran militer tumbuh dan beberapa pemerintah bahkan mempercepat pembayaran ke industri senjata untuk mengurangi dampak krisis Covid-19,” sambungnya melansir Al Jazeera.

Perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat terus mendominasi industri penjualan senjata, dengan total penjualan 285 miliar USD dari 41 perusahaan yang menyumbang sekitar 54 persen dari semua penjualan senjata di antara 100 perusahaan terbesar.

“Sebanyak lima perusahaan teratas dalam peringkat sejak 2018 semuanya berbasis di AS,” demikian pernyataan SIPRI.

Sementara penjualan senjata dari perusahaan-perusahaan top Cina diperkirakan mencapai 66,8 miliar USD tahun 2020, angka tersebut 1,5 persen lebih banyak dari pada tahun 2019.

Sejumlah perusahaan Cina menyumbang 13 persen dari total 100 penjualan senjata teratas. Negeri Tirai Bambu berada di depan Inggris – yang memiliki pangsa terbesar ketiga.

“Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan senjata Cina telah mendapat manfaat dari program modernisasi militer negara itu dan fokus pada fusi militer-sipil. Mereka telah menjadi beberapa produsen teknologi militer paling maju di dunia,” kata Nan Tian, ​​peneliti senior SIPRI.

Sebanyak tujuh perusahaan Inggris mencatat penjualan senjata sebesar 37,5 miliar USD tahun 2020, naik 6,2 persen dibandingkan dengan 2019. Penjualan senjata oleh BAE Systems – satu-satunya perusahaan Eropa di 10 besar – meningkat sebesar 6,6 persen menjadi 24 miliar USD.

SIPRI mengungkapkan bahwa penjualan senjata oleh perusahaan Prancis dan Rusia mengalami penurunan. Prancis mengalami penurunan sebesar 7,7 persen di tengah penurunan pengiriman pesawat tempur Rafale oleh Dassault, menurut think tank tersebut.

Penjualan senjata Rusia turun untuk tahun ketiga berturut-turut. Total penjualan sembilan perusahaan Rusia yang berada di peringkat 100 teratas turun dari 28,2 miliar USD pada 2019 menjadi 26,4 miliar USD pada 2020.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini