Tak Sabar, Khabib Nurmagomedov Ingin Segera Gebuki Ferguson

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Sebegai juara kelas ringan UFC, Khabib Nurmagomedov mengaku siap bertanding dengan Tony Ferguson, meski lokasi pertarungannya harus dipindah akibat wabah corona.

Seharusnya, pertarungan antara Khabib vs Ferguson digelar di Barclays Center, Brooklyn, New York, AS, 18 April 2020 mendatang. Namun, karena pemerintah AS telah menetapkan status darurat Covid-19, maka kegiatan yang melibatkan lebih dari 10 orang dilarang hingga waktu yang tak ditentukan.

Rupanya, Khabib tak mau ambil pusing terkait pemindahan itu. Ia siap menggebuki lawannya dimanapun harus bertanding. Petarung berusia 31 tahun itu mengaku tak peduli dan hanya fokus menyiapkan dirinya dalam laga tersebut.

“Saya tidak peduli. Memang lebih baik pertarungan itu digelar di Amerika Serikat karena saya sudah berada di sini. Namun, jika tidak, di mana pun, saya siap. Di mana pun, saya tidak peduli,” kata Khabib seperti dikutip MMA Junkie, Rabu 18 Maret 2020.

Bahkan, The Eagle, julukan Khabib, tak peduli jika laga tersebut digelar tanpa penonton. Ia memahami betul apa yang menjadi prioritas UFC saat ini, yakni menjaga kesehatan para petarung dan seluruh elemen terlibat.

Selain itu, Khabib menilai pertarungan antara dirinya dan Ferguson dapat menjadi salah satu hiburan bagi warga yang tengah menjalani karantina atau isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.

“Orang yang tengah menjalani karantina bisa menikmati pertarungan ini. Saya kira, 100 orang di sebuah arena tertutup sudah bisa menggelar pertarungan terbaik sepanjang masa di UFC ini,” ujar Khabib.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini