MINEWS, JAKARTA-Kepergian Presiden ketiga RI, Burhanuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie menghadirkan duka mendalam di hati rakyat Indonesia. Ucapan duka cita pun mengalir dari berbagai kalangan, mulai dari presiden, pejabat, politikus, hingga tokoh agama bahkan dari masyarakat yang mengiringi kepergian beliau sampai akhir hayatnya.
Namun, dari awal berita meninggalnya bapak tehnologi ini hingga sepanjang proses pemakaman Presiden ke-3 RI, tak tampak kehadiran anak-anak dari Presiden ke-2 RI Soeharto.
Diketahui, memang sejak lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998, dan digantikan oleh BJ Habibie, dianggap oleh Jendral bintang empat ini sebagai sebuah penghianatan.
Dan hingga dirinya meninggalpun, keberadaan BJ Habibie tidak pernah dianggap dan mungkin sampai saat ini terwariskan ke anak-anaknya yang tidak mau berhubungan dengan sang ahli pesawat ini.
Namun, semua itu yang tahu dan kebenarannya ada pada keluarga Soeharto dan BJ Habibie. Untuk meluruskan perihal alasan kenapa tidak ada ucapan belangsungkawa dan kehadirian dari keluarga cendana, Partai Berkarya memberikan penjelasan.
Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengatakan dirinya hadir di rumah duka, ikut salat jenazah. Karangan bunga yang besar dari Partai Berkarya (Tommy Soeharto dan Priyo BS) juga terkirim ke rumah duka. Siang ini mantan elit politik Partai Golkar ini juga hadir di pemakaman di TMP Kalibata.
Priyo mengatakan keluarga besar Partai Berkarya ikut berduka atas meninggalnya BJ Habibie. Priyo mengaku memiliki kedekatan dengan almarhum.
Saat ditanya apakah Tommy Soeharto menghadiri pemakaman Habibie atau absen, Priyo menjawab kalau Tommy sedang tak di Jakarta. “Beliau sedang di luar kota,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang menyebut ada kemungkinan kehadiran anak-anak Soeharto tidak terlihat saja. Namun, Picunang sendiri tidak bisa memastikan apakah ada perwakilan keluarga Cendana yang menghadiri pemakaman BJ Habibie atau tidak hadir.
“Waktu mahasiswa saya pernah diundang khusus beliau ke PT Nurtanio Bandung, lihat industri pesawat terbang. Waktu itu saya sekjen mahasiswa kelautan se-Indonesia. Saya bawa perwakilan kampus dari seluruh Indonesia. Beliau jadi pembina mahasiswa kelautan se-Indonesia saat itu. Beliau sangat dekat dengan kami,” katanya.