Taiwan Desak Cina Kembalikan Kekuasaan kepada Rakyat

Baca Juga

MATA INDONESIA, TAIPEI – Tragedi berdarah Lapangan Tiananmen 1989 akan diperingati pada Jumat (4/6). Menjelang peringatan tersebut, pemerintah Taiwan mendesak Cina untuk memulai reformasi politik dengan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat.

Pada 32 tahun yang lalu, pasukan Cina melepaskan tembakan untuk mengakhiri kerusuhan yang dipimpin oleh mahasiswa di dalam dan sekitar alun-alun Lapangan Tiananmen.

Namun, pemerintah Cina tidak pernah merilis  berapa banyak jumlah korban tewas kala itu. Angka-angka perkiraan korban sipil berbeda-beda, yakni: 400-800 (CIA), dan 2.600 (Palang Merah Cina). Sementara para mahasiswa pengunjuk rasa mengklaim bahwa lebih dari 7 ribu orang terbunuh.

Pemerintah Taiwan –yang diperintah secara demokratis, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Cina menghindari permintaan maaf atas apa yang telah terjadi, bahkan hanya sekadar untuk merenungkan kesalahan.

“Kami menyatakan penyesalan, dan menyerukan kepada pihak lain untuk menerapkan reformasi politik yang berpusat pada rakyat, berhenti menekan tuntutan demokrasi rakyat, dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat sesegera mungkin,” kata pemerintah Taiwan, melansir Reuters, Kamis, 3 Juni 2021.

Pemerintah menyebut Partai Komunis Cina yang berkuasa melakukan kediktatoran satu partai. Sementara dewan mengatakan bahwa penindasan yang dilakukan Negeri Tirai Bambu di dalam negeri dan Hong Kong telah menyimpang dari nilai-nilai universal dan aturan internasional.

“Mereka tidak hanya memperdalam kontradiksi sosial yang mendalam di masyarakat mereka sendiri dan meningkatkan kesulitan reformasi sistemik, tetapi juga menciptakan risiko konflik, yang mempengaruhi keamanan dan stabilitas regional,” sambungnya.

Taiwan menggunakan peringatan Tragedi Tiananmen sebagai bentuk kritik yang membuat Beijing geram. Cina mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, sementara Taiwan menyatakan diri sebagai negara yang merdeka dan demokratis.

Pendemi virus corona juga kian memperburuk hubungan bilateral Taiwan dan Cina. Di mana Taiwan mengatakan Beijing berusaha untuk memblokir akses terhadap vaksin virus corona, sementara Cina mengatakan Taiwan sedang bermain politik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Indonesia Tawarkan Upaya Konkret Penanganan Air Dalam WWF ke -10

Rangkaian pertemuan World Water Forum (WWF) ke-10 tahun 2024 di Nusa Dua, Bali menghasilkan diskusi yang konstruktif dalam rangka...
- Advertisement -

Baca berita yang ini