Swasta Dukung Akselerasi Transisi Energi Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Sektor swasta dipastikan siap memberikan dukungan untuk mempercepat akselerasi transisi energi di Indonesia guna mencapai Net Zero Emission pada 2060.

Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Muhammad Yusrizki mengatakan percepatan menuju pemanfaatan EBT ini penting mengingat sektor ketenagalistrikan Indonesia mendapat sorotan dalam COP26 di Glasgow.

“Sektor swasta siap berlari kencang untuk mendukung akselerasi transisi energi, apalagi transisi energi sudah menjadi agenda Pemerintah Indonesia dalam kerangka mitigasi emisi karbon,” katanya.

Ia juga mengatakan sudah waktunya sektor-sektor pendukung lainnya turut mengambil bagian dalam agenda transisi energi, mengingat sektor ketenagalistrikan tidak bisa berjalan sendiri dalam mewujudkan emisi bersih.

“Sektor swasta yang bergerak di ketenagalistrikan telah lebih dulu memulai learning curve mereka, tetapi membutuhkan dukungan dari sektor-sektor lain untuk bisa menjalankan agenda transisi energi nasional,” katanya.

Yusrizki mencontohkan salah satu sektor yang dapat mendukung pelaksanaan EBT adalah sektor perbankan yang bisa mengadopsi pola pandang yang lebih akomodatif terhadap transisi energi.

Misalnya, perbankan dapat memberikan keringanan kepada warga yang ingin mengajukan kredit untuk memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap mengingat selama ini opsinya masih terbatas yaitu Kredit Tanpa Agunan (KTA) dengan bunga pinjaman tinggi.

“Peralatan PLTS Atap dapat berfungsi minimal 10 tahun, tetapi kredit KTA biasanya memiliki jangka waktu satu-dua tahun. Di sinilah terjadi mismatch antara pasokan jasa keuangan dengan permintaan jasa keuangan terkait EBT,” katanya.

Menurut dia, jasa keuangan global telah lama melakukan alignment terhadap sektor tenaga listrik EBT dengan berbagai varian produk, tidak hanya dari sisi pembangkit, tetapi juga dari sisi transmisi dan distribusi.

“Harus diakui, banyak pendanaan dari luar negeri yang menunggu tumbuhnya pasar EBT di Indonesia dan sangat disayangkan apabila perbankan nasional hanya bersifat pasif dan tidak mengembangkan skillset yang dibutuhkan untuk dapat melihat sektor ketenagalistrikan EBT sebagai portofolio investasi yang menjanjikan,” kata Yusrizki.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Webinar Inspiratif Universitas Alma Ata: Peluang dan Tantangan Karir di Dunia UI/UX di Era Digital

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menghadapi era digital, Universitas Alma Ata berkomitmen mendorong mahasiswanya untuk membangun karir di dunia UI/UX dengan menggelar webinar bertajuk “Membangun Karir di Dunia Desain UI/UX: Peluang dan Tantangan di Era Digital” pada Sabtu (21/12/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini