MATA INDONESIA, JAKARTA – Hasil survei Politika Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) menyebutkan bahwa calon presiden (capres) yang rajin blusukan ternyata masih disukai publik. Tercatat, 45,2 persen responden menyukai kebiasaan capres yang blusukan itu.
Disusul kemudian dengan capres yang memiliki kemampuan cepat-tanggap dalam mengatasi permasalahan darurat mendapat suara responden sebanyak 29,7 persen. “Jadi blusukan seperti yang dilakukan oleh para pemimpin kita itu jauh lebih disukai ketimbang yang lainnya. Dan banyak juga pemimpin-pemimpin yang hanya populer di udara, tapi elektabilitasnya dia tidak berkaki, karena jarang turun ke masyarakat,” kata Direktur Eksekutif PPI Adi Prayitno di Jakarta, Minggu 23 Februari 2020.
Hasil survei itu juga membuktikan bahwa masyarakat suka dengan pemimpin yang mau berinteraksi dengan masyarakat. Apalagi pemimpin tersebut senantiasa menyapa dan menghibur suasana hati masyarakat yang dilanda kesusahan dalam hidupnya.
Selain dari faktor kebiasaan, survei juga membuktikan bahwa mayoritas publik masih memilih capres berdasarkan sifat dan kepribadiannya. Sifat dan kepribadian yang paling disukai oleh publik adalah jujur dan antikorupsi (50,7 persen), serta tegas dan berani dalam mengambil tindakan (16,9 persen).
Sifat dan kepribadian itu disukai karena publik menyukai pemimpin yang moralnya baik. Kriteria pemimpin yang bermoral baik menurut responden adalah pemimpin yang jujur (38,4 persen) dan bertanggung jawab (31,9 persen).
Pada kriteria lainnya, Adi mengatakan bahwa responden menekankan aspek keagamaan dalam memilih Capres-Cawapres, namun tidak menekankan aspek kesukuan. Sementara aspek keagamaan, responden menginginkan pasangan Capres muslim-Cawapres Muslim (68,2 persen).
Kemudian pada aspek kesukuan, responden tidak menekankan pada suku tertentu. Sebanyak 60,8 persen menyatakan bahwa Capres-Cawapres boleh berlatar belakang dari suku manapun.