MATA INDONESIA, JAKARTA – Pertempuran yang masih terjadi antara Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh hingga kini telah menewaskan sebanyak 280 pasukan dari kedua anegara, sejak perang pertama meletus pada 27 September 2020 lalu.
Kantor berita Interfax menyebut, dengan jumlah korban sebanyak itu, ini menjadi perang paling berdarah antara kedua negara dalam 25 tahun terakhir.
Pihak internasional pun meminta agar perang segera dihentikan. Presiden Rusia Valdimir Putin mendesak kedua negara untuk menyetop pengerahan pasukan dan mencari jalan damai bersama.
Putin mengatakan dia terus menerus berkomunikasi dengan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan membahas konflik ini.
Dia juga menekankan apa yang dia sebut retorika keras anti Rusia dari capres Demokrat AS, Joe Biden, tapi mengatakan dia didorong komentar Biden terkait kontrol senjata.
Jumlah korban tersebut belum termasuk dari pihak sipil yang berada di wilayah tersebut, yang terimbas sengitnya pertempuran.