MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah mengantisipasi kemungkinan terjadi gelombang baru pandemi Covid-19 ke depan.
”Kunci menahan gelombang baru adalah mengendalikan jumlah kasus pada masa strolling. Atau ketika kasus sedang rendah,” kata Koordinator PPKM Wilayah Jawa Bali Luhut Pandjaitan, Senin 20 September 2021.
Menurut Luhut, langkah itu berdasarkan salah satu studi di scientific report berjudul Multiwave Pandemic Dynamics Explained: How to Tame The Next Wave of Infectious Diseases.
Dalam studi tersebut, saran jumlah kasus pada tingkat 10 kasus per 1 juta penduduk per hari atau dalam kasus Indonesia. Sekitar 2.700 hingga 3.000 kasus per hari.
Mengacu data Satgas Penanganan Covid-19, kasus positif virus corona di Indonesia pada Senin 20 September 2021 di bawah 2.000, persisnya, 1.932 infeksi. Ini angka terendah sejak Agustus tahun lalu. ”Saya yakin, kita bisa mengendalikan kasus pada angka tersebut dan kuncinya adalah 3T, 3M, serta penggunaan aplikasi PeduliLindungi,” ujar Luhut.
Dalam pelaksanaan PPKM, Luhut mengatakan meski jumlah kasus sudah turun signifikan, jumlah testing terus mengalami peningkatan. Sehingga, positivity rate mampu diturunkan hingga di bawah standar WHO sebesar 5 persen.
”Saat ini, angka positivity rate Indonesia berada di bawah 2 persen. Hal ini lagi-lagi mengindikasikan penanganan pandemi yang sudah berjalan baik dan sesuai acuan,” ujarnya..
Selain itu, jumlah yang tracing dari hari ke hari juga terus meningkat. Saat ini, proporsi kabupaten dan kota di Jawa-Bali dengan tingkat tracing di bawah 5 hanya 36 persen.
“Ke depan, testing, tracing, kombinasi dengan isolasi terpusat menjadi bagian penting untuk mengidentifikasi secara dini potensi penyebaran kasus Covid-19,” kata Luhut.