MATA INDONESIA, JAKARTA – Stok komoditas perikanan mencukupi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 2022.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono memastikan harga ikan stabil pada pekan kedua puasa hingga menjelang Lebaran.
Kepastian itu merujuk pada prognosa KKP pada tahun 2022. Berdasarkan prognosa, kebutuhan ikan selama periode Ramadhan sampai Idul Fitri sebesar 2,64 juta ton.
Sedangkan prognosa ketersediaan ikan di dua bulan tersebut mencapai 2,99 juta ton. Dengan memperhatikan pola musim penangkapan dan produksi budidaya.
”Prognosa pasokan ikan cukup untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2022. Merujuk kondisi tiga tahun terakhir, pasokan dan ketersediaan ikan menjelang Ramadan dan Idul Fitri juga selalu mencukupi,” ujar Trenggono, Kamis 24 Maret 2022.
Rata-rata komoditas ikan penting seperti bandeng, cakalang, kembung, lele, nila, patin, tenggiri, dan tongkol di beberapa kota besar menunjukkan kemungkinan terjadinya peningkatan harga 5-10 persen pada minggu pertama puasa.
Hal ini karena tingginya permintaan ikan dan kebiasaan nelayan yang tidak melaut untuk menyambut awal bulan Ramadhan.
Namun pada minggu kedua puasa hingga menjelang Lebaran, harga ikan akan kembali stabil. Kemudian permintaan akan mengalami penurunan di saat Lebaran dan stabil lagi pada H+3 lebaran.
Peningkatan permintaan akan kembali terjadi pada H+7 Lebaran untuk keperluan horeka (hotel, restoran, dan kafe) serta oleh-oleh.
“Apabila dengan produk substitusi protein selain ikan seperti telur dan daging ayam, harga komoditas perikanan menjelang Ramadan dan Idul Fitri masih kompetitif. Dan memiliki ragam pilihan. Selain ikan memiliki kadar protein yang tinggi dan omega 3,” katanya.
Untuk menjaga pasokan dan harga ikan tetap kompetitif di masyarakat, pasokan ikan akan tersuplai dari stok yang ada di Gudang Beku. Dan produksi perikanan budidaya.
Di beberapa daerah Indonesia, kata Trenggono, komoditas perikanan memang banyak peminatnya pada saat Lebaran sebagai hidangan khas.
“Seperti ikan tenggiri bagi warga Sumatera Selatan. Bandeng untuk masyarakat Banten, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Serta ikan kembung bagi masyarakat Sumatera Utara,” kata Trenggono.