MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa waktu belakangan, ramai laporan masyarakat di sejumlah daerah perihal suara dentuman. Laporan terbaru berada di wilayah Malang, yang terjadi sejak sekitar pukul 23.40 WIB pada Selasa malam (2/2/2021) hingga menjelang Rabu (3/2021) dini hari.
Sejak 2018, sudah banyak juga laporan mengenai suara dentuman misterius dari berbagai wilayah di Tanah Air, seperti wilayah Jabodetabek, Banten, Sukabumi, Jawa Barat, Buleleng, Bali, Majene, Sulawesi Selatan, dan Lampung Tengah. Lantas, fenomena apakah ini?
Di Buleleng dan Lampung Tengah, diduga dentuman berasal dari hantaman meteor yang jatuh ke bumi. Sementara di Sukabumi, ujar BMKG, termasuk dalam fenomena anomali gelombang seismik, yaitu dentuman atau gemuruh yang berasal dari longsoran atau pergerakan tanah.
Lalu, suara dentuman di Banten, Lampung, dan Sumatera Selatan pada akhir tahun 2018 juga ternyata bersumber dari erupsi Gunung Anak Krakatau, demikian menurut BMKG.
Akan tetapi, semua penjelasan itu masih kerap menimbulkan banyak pertanyaan, bahkan beberapa suara dentuman juga masih misterius asal usulnya. Contoh saja suara dentuman yang baru terjadi di Malang.
Suara dentuman misterius di Malang tidak tercatat dalam seismograf Semeru, yang berarti dentuman tersebut bukanlah berasal dari aktivitas Gunung Semeru. BMKG wilayah Malang juga menyatakan tidak ada catatan anomali seismik dalam rentang waktu terdengarnya suara dentuman itu.
Salah satu peneliti di Pussainsa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Andi Pangerang, juga menegaskan bahwa tidak ada catatan asteroid yang tiba pada tengah malam saat dentuman di Malang terjadi.
Hal itu diketahui, setelah pihaknya melakukan pengecekan dengan menggunakan NEO Earth Close Approaches dengan alamat https://cneos.jpl.nasa.gov/ca/ selama 2-3 hari terakhir.
Meski begitu, lebih lanjut, Andi mengatakan ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab munculnya suara dentuman, mulai dari adanya benda jatuh dari langit hingga sonic boom.
“Jadi belum bisa dipastikan, tapi ya dugaan ke arah sana (asteroid yang jatuh ke Bumi), selain kemungkinan yang lain seperti seperti sonic boom (dentuman sonic) dari armada angkatan udara yang sedang latihan, dan lain sebagainya,” imbuh dia.
Kepala Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono, melalui akun Twitter-nya juga mengatakan, bahwa sumber dentuman bisa dari berbagai hal. Dia meminta masyarakat tidak mengaitkan dengan hal-hal berbau supranatural.
“Sumber suara dentuman itu banyak, bisa shockwave meteorit, shockwave gunung api, shockwave pesawat supersonik, bahan peledak, longsoran tanah skala luas, gempa sgt dangkal, dan thunderstorm. Semua itu bisa menjadi penyebab, masyakarat jangan panik apalagi kaitkan dengan hal-hal supranatural,” tulisnya melalui akun @DaryonoBMKG, Rabu (3/2/2021).
Reporter: Indah Utami