MATA INDONESIA, JAKARTA – Kabar tak sedap datang dari PSSI yang diduga melakukan pelelangan jabatan manajer timnas Indonesia U-19 untuk Piala Dunia U-20. PSSI sudah membantah, tapi dinilai belum bergerak.
Kronologi lelang jabatan ini dituliskan secara lugas oleh wartawan senior Joseph Erwiyantoro lewat akun Facebook cocomeo reborn. Ia juga dikenal dengan nama Mbah Coco atau Toro dan sudah lama aktif menulis dan mengkritisi dinamika yang terjadi di PSSI.
Dalam tulisannya, ia menyebut Dodi Reza Alex Noerdin sudah membayar sekitar Rp 1 miliar. Proses lelang jabatan dilakukan lewat pertemuan sampai empat kali antara pihak PSSI dan Dodi. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan bahkan juga disebut-sebut terlibat. Iwan Bule, begitu ia karib disapa, disebut ikut hadir dalam pertemuan ketiga antara pihak Dodi dan PSSI.
Saat dimintai keterangan lebih lanjut, Toro menegaskan bahwa untuk membongkar kasus jual beli jabatan ini sudah terang benderang siapa yang terlibat. Ia berharap skandak yang melibatkan ketua PSSI dan Bupati Muba Dodi Alex Murdin akan ditindaklanjuti ke proses hukum.
“Yang terlibat sudah jelas, ketumnya juga terlibat langsung. Menpora dalam kapasitasnya sebagai Ketua INAFOC bisa memecat mereka-mereka yang terlibat,” tegas Toro.
Toro menambahkan, Komisi Yudisial bentukan PSSI yang bertugas sebagai komite etik, komite banding, dan komite disiplin juga tidak mungkin bisa menindaklanjuti kasus ini karena sampai hari ini belum ada surat tugasnya.
“Komisi Yudisial itu sudah dikukuhkan oleh KONI, tapi hingga sekarang belum ada surat tugasnya. Gimana mereka bisa bekerja?” pungkasnya.
Sebelumnya, PSSI melalui Komisi Yudisial mengatakan akan memanggil Sekretaris Tim Sriwijaya FC Achmad Haris dan Djoko Purwoko terkait uang ‘mahar’ 100.000 dolar Singapura untuk menjadikan Dodi Reza Alex Noerdin menjadi manajer tim nasional Indonesia U-19. Namun sampai berita ini diturunkan, belum ada pemanggilan oleh PSSI terhadap kedua terduga kasus jual beli jabatan tersebut.
“Kedua orang tersebut akan dipanggil oleh Badan Yudisial. Ketua Umum PSSI juga mendukung. Sebenarnya secara lisan, PSSI sudah mendapat laporan dari Haris dan Djoko soal kasus ini. Namun, secara lembaga, PSSI perlu mengklarifikasi secara resmi agar semua pernyataannya bisa dipertanggung jawabkan,” kata Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi, melalui pernyataan resminya, Senin 21 Desember 2020.