Soal Bocornya Sertifikat Vaksin Jokowi, Legislator Minta Diselidiki Tuntas

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Bocornya sertifikat vaksin milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat sorotan dari anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo. Dirinya meminta agar aparat penegak hukum menyelidikinya sampai tuntas.  

“Kalau betul, perlu penyelidikan apa yang sedang terjadi, siapa yang sedang bermain-main untuk mencuri itu, apa manfaatnya dan apa kegunannya,” ujarnya.

Pihak kepolisian perlu segera melakukan pendalaman terhadap bocornya sertifikat vaksin milik Jokowi. Sebab, bukan merupakan hal yang benar untuk menyebarkan data pribadi seseorang di media sosial.

“Artinya memang data itu kan punya publik dan privasi publik dengan segala data pribadi kan sudah jadi ranah pribadi yang tidak boleh disebarkan,” katanya.

Semua pihak yang terlibat dalam bocornya data tersebut juga perlu diselidiki oleh aparat penegak hukum. Mulai dari yang mencuri hingga menyebarkan data milik orang nomor satu di Indonesia itu.

“Ini harus didalami dan dituntaskan siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang mengambil data itu, itu harus dipertanggung jawabkan dari sisi hukum,” ujar Rahmad.

Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menyayangkan atas tersebarnya Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan sertifikat vaksin Covid-19 milik Jokowi.

Fadjroel meminta pihak-pihak terkait segera mengambil tindakan untuk mengatasi hal tersebut. Dia juga berharap data pribadi masyarakat lainnya dapat dilindungi agar tidak terjadi kejadian serupa.

“Pihak terkait segera melakukan langkah untuk cegah kejadian serupa, termasuk melindungi data masyarakat,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upayakan Berantas Penumpukan Sampah Liar, Pemkab Bantul Optimalisasi 15 TPS3R

Mata Indonesia, Bantul - Pemkab Bantul terus mencari solusi terhadap sampah yang belum terkondisi di beberapa titik. Tak jarang masyarakat hingga pelaku usaha cukup kesulitan harus membuang kemana sampah mereka.
- Advertisement -

Baca berita yang ini