Skandal Pelecehan Seksual di Gereja Prancis Buat Paus Fransiskus Malu

Baca Juga

MATA INDONESIA, VATIKAN – Pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus mengaku sedih dan malu dengan ketidakmampuan Gereja Katolik untuk menangani pelecehan seksual terhadap anak-anak di Prancis.

Paus mengatakan bahwa gereja seharusnya menjadikan rumah yang aman bagi semua orang. Nyatanya, terdapat lebih dari 200 ribu anak selama kurun waktu 70 tahun terakhir menjadi korban pelecehan para imam dan pemuka Gereja Katolik di Prancis.

“Saya ingin mengungkapkan kepada para korban kesedihan saya, kesedihan atas trauma yang mereka derita dan juga rasa malu saya, rasa malu kami, atas ketidakmampuan gereja, terlalu lama, untuk menempatkan mereka di pusat perhatiannya,” kata Paus Fransiskus, melansir Reuters.

“Ini adalah saat yang memalukan,” katanya, meminta para uskup untuk melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa tragedi serupa tidak terjadi lagi.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kehidupan telah terguncang dan hancur oleh pelecehan seksual yang dilakukan oleh para imam dan pemuka Gereja Katolik dan bahwa kebenaran itu diperlukan.

“Masyarakat dinilai dari kemampuannya untuk mengecam dan menghukum kekerasan semacam itu, untuk mencoba memperbaiki kehidupan, tetapi terlebih lagi untuk mencegahnya,” kata Macron setelah pertemuan para pemimpin Eropa di Slovenia dalam sambutan pertamanya tentang temuan penyelidikan tersebut.

Jean-Marc Sauve, kepala komisi yang menyusun laporan tersebut, mengatakan Gereja Katolik di Prancis telah menunjukkan ketidakpedulian terhadap pelanggaran selama bertahun-tahun, lebih memilih untuk melindungi dirinya sendiri daripada para korban.

Puncak pelecehan seksual terjadi pada periode 1950-1970, kata komisi itu dalam laporannya, dengan kemunculan kembali berbagai kasus di awal 1990-an yang menimpa anak-anak yang berusia antara 10 dan 13 tahun.

Paus juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para korban atas keberanian mereka untuk maju dan mengungkapkan apa yang telah mereka alami.

Sebuah studi luas oleh kelompok penelitian dan jajak pendapat memperkirakan ada sekitar 216.000 korban, dan jumlahnya bisa meningkat menjadi 330.000 jika termasuk pelecehan oleh anggota awam.

“Skalanya belum pernah terjadi sebelumnya. Ada sekitar 2.900-3.200 tersangka pedofil di gereja Prancis selama 70 tahun terakhir,” kata Sauve.

Salah satu korban pelecehan seksual gereja, Francois Devaux, yang juga merupakan pendiri Asosiasi Korban La Parole Liberee, mengatakan kepada perwakilan gereja pada presentasi laporan: “Anda adalah aib bagi kemanusiaan kita,” katanya.

“Di neraka ini telah terjadi kejahatan massal yang keji … tetapi ada yang lebih buruk lagi, pengkhianatan kepercayaan, pengkhianatan moral, pengkhianatan terhadap anak-anak,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini