“Situasi di India Sungguh Mengerikan, Semua Orang Takut”

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW DELHI – Warga India berjuang untuk mendaftar vaksinasi massal yang akan dimulai pada akhir pekan. Jumlah korban meninggal akibat infeksi virus corona di India telah melebihi angka 200 ribu pada Rabu (28/4).

Melonjaknya angka kematian disinyalir karena kurangnya pasokan oksigen, ketersediaan medis, dan terbatasnya staf rumah sakit. Akibatnya, kasus kematian baru bertambah 3.293 dalam 24 jam untuk pertama kalinya.

Gelombang kedua infeksi virus corona, membuat India kembali mencetak rekor global dari jumlah infeksi COVID-19 terbanyak hanya dalam sehari, yakni 362,902 pada Rabu (27/4) menjadikan penghitungan infeksi virus corona di India mencapai lebih dari 18 juta jiwa dengan kasus kematian sebanyak 201,187.

“Situasinya mengerikan, benar-benar mengerikan … Semua orang takut, setiap orang. Orang-orang takut jika saya berbicara dengan seseorang, mungkin saya tidak akan bisa berbicara dengan mereka besok atau dalam waktu dekat,” kata warga Delhi, Manoj Garg, melansir Reuters, Kamis, 29 April 2021.

Negara bagian Delhi melaporkan satu kematian akibat virus corona setiap empat menit dan ambulans telah membawa jenazah korban ke fasilitas krematorium darurat di taman dan tempat parkir, di mana mayat dibakar di deretan tumpukan kayu pemakaman.

“Sebelumnya kami memiliki cukup ruang di sini tetapi sekarang tidak ada ruang tersisa. Apapun celah kecil yang tersisa, kami mencoba untuk mengisinya sekarang,” ucap Mohammad Shameem, kepala penggali kuburan di kuburan terbesar di Delhi.

Rumah sakit Genesis di pinggiran Delhi, Gurgaon, India, mengimbau kepada setiap keluarga untuk membawa pasien pergi karena persediaan oksigen menipis dengan cepat.

“Rumah sakit di India sedang berusaha mendapatkan oksigen tetapi kami diberitahu bahwa kami harus membuat pengaturan alternatif,” kata Anjali Cerejo, yang ayahnya telah dirawat tetapi sekarang harus mencoba mencari tempat tidur di tempat lain.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam pembaruan epidemiologi mingguannya bahwa India menyumbang 38 persen dari 5,7 juta kasus yang dilaporkan di seluruh dunia pada pekan lalu.

Pemodelan awal menunjukkan bahwa varian B.1.617 dari virus yang terdeteksi di India memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi daripada varian lain di negara itu, menunjukkan peningkatan penularan, demikian pernyataan WHO.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kenaikan PPN 1% Tidak Berdampak Negatif: Pemerintah Pastikan Kebutuhan Pokok Masyarakat Terlindungi

Jakarta – Sejumlah pihak menyambut positif rencana kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% menjadi 12% pada tahun...
- Advertisement -

Baca berita yang ini