Siapa Perempuan Pertama yang Mengenakan Jilbab di Indonesia?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar wajar saja kita ingin mengetahui kapan dan siapa sebenarnya muslimah pertama yang mengenakan jilbab di Indonesia?

Ternyata sulit untuk mengetahui fakta tersebut. Tetapi peneliti Prancis, Denys Lombard menyantumkan sebuah gambar berjudul ‘an Achein woman’ dalam bukunya “Kerajaan Aceh Jaman Sultan Iskandar Muda” (1607-1636).

Ilustrasi tersebut diambil Lombard dari naskah Peter Mundy pada tahun 1637 atau empat tahun sebelum pemerintahan Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Syah pada tahun 1641. Ini artinya, perempuan Aceh sejak abad ke 17 sudah mengenal jilbab. Lagi-lagi siapa yang pertama mengenakannya pada masa itu tidak terjawab.

Namun dua abad kemudian pemakaian jilbab diperjuangkan di masyarakat Minangkabau melalui sejarah gerakan paderi. Wikipedia menulis Suku Minangkabau merupakan suku pertama di Indonesia yang menyuruh kaum perempuannya untuk mengenakan jilbab. Bukti dari gerakan itu ada pada Rangkayo Rasuna Said, pahlawan nasional yang sudah mengenakan jilbab.

Selain Minangkabau, tercatat pula masyarakat Wajo Sulawesi Selatan di abad tersebut juga mewajibkan penggunaan kerudung alias jilbab. Perintah itu dikeluarkan La Memmang To Appamadeng sebagai arung matoa (penguasa) Wajo.

Baru di abad ke-20 gerakan mengenakan jilbab semakin luas. Nyai Achmad Dahlan serta pengurus Nasyiatul Aisiyah Muhammadiyah adalah salah satu contohnya. Dalam sebuah foto mereka semua mengenakan jilbab.

Penulis G. F Pijper dalam bukunya yang berjudul Fragmenta Islamica Beberapa Studi Mengenai Sejarah Islam di Indonesia Awal Abad XX, mengungkap orang-orang Sunda yang biasa memakai kerudung putih dilipat di atas kepala. Mereka menyebutnya dengan mihramah atau mihram yang awalnya berasal dari bahasa Arab mahramah.

Seorang perempuan bernama Opu Daeng Siradju dari Palopo juga tercatat sebagai perempuan Indonesia di abad itu yang taat mengenakan jilbab. Perempuan yang tergolong sebagai perintis pergerakan kemerdekaan Indonesia tersebut tercatat sebagai Ketua Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) pada 14 Januari 1930.

Pada 1950 keturunan bangsawan dari raja-raja Gowa, Bone dan Luwu itu pernah menjadi anggota TNI dengan pangkat terakhir sebagai pembantu letnan.

Di era Orde Baru jilbab di Indonesia masuk pada masa kelamnya. Pada tahun 1983 terjadi perdebatan tentang penggunaan busana muslim tersebut di sekolah antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Noegroho Notosoesanto. Siswi yang mengenakan jilbab tidak boleh bercampur dengan mereka yang tidak mengenakannya.

Menjelang berakhirnya Pemerintahan Soeharto mulailah komunitas berjilbab bermunculan dan pada tahun 2000 -an ramai-ramai perempuan menyebut pakaian itu sebagai hijab.

Padahal menurut wikipedia, Hijab (bahasa Arab: حجاب‎, ħijāb) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “penghalang”.

Sedangkan busana muslim terusan panjang yang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah dalam bahasa Arab disebut Jilbāb (Arab: جلباب ).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini