MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Seorang pria di Israel dilarikan ke klinik medis darurat Terem, di kota Yerusalem setelah mengalami reaksi alergi parah, sekitar satu jam setelah ia mendapatkan dosis pertama vaksinasi virus corona.
Pria berusia 46 tahun tersebut tidak menderita kondisi yang sudah ada sebelumnya. Akan tetapi, ia memiliki alergi terhadap penisilin, demikian dikatakan Terem dalam sebuah pernyataan.
Klinik Terem mengungkapkan bahwa pria tersebut menderita syok anafilaksis akibat alerginya. Ia kemudian diberi obat dan kondisinya kini telah stabil, melansir The Time of Israel.
Tidak ada masalah keamanan utama yang ditemukan dalam uji coba suntikan dan hanya efek samping umum terkait vaksin, seperti demam, kelelahan, dan nyeri di tempat suntikan yang ditemukan.
Namun, sebagian kecil orang memang menderita reaksi alergi yang parah dalam uji coba. Pekan lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menemukan enam kasus reaksi alergi parah dari lebih dari seperempat juta suntikan vaksin BioNTech-Pfizer yang diberikan, termasuk pada satu orang dengan riwayat reaksi vaksinasi.
Kementerian Kesehatan Israel pada Senin (28/12) mengumumkan rekor harian baru dalam jumlah vaksinasi virus korona, dengan 98.916 suntikan. Sebagai catatan, total inokulasi di Israel mencapai angka 379 ribu.
Israel saat ini menempati urutan pertama secara global dalam vaksinasi per kapita, sedikit di atas Bahrain dan cukup signifikan di depan negara-negara dunia lainnya, menurut Our World in Data yang dikelola Universitas Oxford.