Setelah Gasak Arab Saudi, Houthi Yaman Berencana Gempur UEA

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Setelah menggasak salah satu fasilitas penting milik Arab Saudi, kelompok pejuang militan Houthi di Yaman berencana menyerang Uni Emirat Arab (UEA).

Juru bicara militer Houthi, Brigadir Yahya Saree mengatakan, mereka memiliki puluhan target di UEA, yang tersebar di wilayah-wilayah penting di Abu Dhabi dan Dubai.

“Kami umumkan bahwa mereka dapat menjadi sasaran kapan saja kami inginkan,” kata Yahya Saree, seperti dikutip dari Al Araby, baru-baru ini.

Sebelumnya, Houthi mengklaim bahwa mereka adalah pihak paling bertanggungjawab atas serangan di dua fasilitas minyak milik Saudi Aramco, Sabtu pekan lalu. Serangan itu dilakukan menggunakan 10 drone dengan senjata canggih.

Saree menjelaskan, pihaknya sengaja menerbangkan banyak drone untuk melakukan pengalihan sistem pertahanan Saudi. Lalu, drone utama yang bertugas melancarkan serangan dapat masuk mulus, dan menembak sasaran.

Serangan itu membuat Kerajaan Arab Saudi murka. Bukannya percaya klaim Houthi, Saudi malah memfitnah Iran berada di balik serangan tersebut. Bahkan, belakangan Amerika Serikat, Prancis dan negara-negara yang selama ini akrab dengan Donald Trump juga ikut menuding Iran sebagai dalang.

Benar saja, selama ini Houthi disokong oleh Iran dalam urusan persenjataan. Mereka adalah satu-satunya kelompok militer di Yaman yang terus melakukan perlawanan terhadap agresi militer Saudi dan koalisinya, termasuk UEA.

Akibat agresi militer Saudi, PBB telah menyebut krisis Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari 700 ribu orang telah tewas sejak 2016. Perang yang telah berlangsung sejak 2014 itu belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini