Seruan Damai Kepala HAM PBB Tak Diindahkan Armenia-Azerbaijan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Serangan artileri terhadap warga sipil dalam konflik Nagorno-Karabakh dapat dianggap sebagai kejahatan peran, demikian dikatakan Kepala Hak Asasi Manusia Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Michelle Bachelet.

Pernyataan ini sekaligus mengulangi seruan kepada dua negara bertikai, yakni Armenia dan Azerbaijan untuk segera menghentikan serangan-serangan terhadap kota, sekolah, dan rumah sakit di kawasan tersebut.

Secara terpisah Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan menyerukan investigasi terhadap keberadaan “tentara bayaran asing” di Nagorno-Karabakh setelah pasukan etnis Armenia mengatakan telah menangkap dua pejuang asal Suriah.

Akan tetapi, Azerbaijan membantah kehadiran kombatan asing. Sebagai catatan, kombatan atau pejuang adalah status hukum seseorang yang memiliki hak untuk terlibat dalaam peperangan selama konflik bersenjata internasional.

Pertempuran sengit masih berlanjut di sepanjang garis depan konflik yang telah menewaskan sedikitnya 1.000 orang dan mungkin lebih banyak lagi. Nagorno-Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi dihuni dan dikendalikan oleh etnis Armenia.

Michelle mengatakan serangan tanpa pandang bulu di daerah berpenduduk di dalam dan sekitar zona konflik melanggar hukum humaniter internasional. Dalam sebuah pernyataan, ia berulang kali menyerukan kepada Armenia dan Azerbaijan untuk segera menghentikan perang guna menghindari hilangnya nyawa warga sipil dan kerusakan infrastruktur, akan tetapi tak diindahkan.

“Sebaliknya, rumah-rumah hancur, jalanan menjadi puing-puing, dan orang-orang terpaksa mengungsi atau mencari keselamatan di ruang bawa tanah,” kata Michelle Bachelet, melansir Reuters, Selasa, 3 November 2020.

“Serangan seperti itu harus dihentikan dan mereka yang bertanggungjawab untuk melakukannya, atau memerintahkannya, harus dimintai pertanggungjawaban,” sambungnya.

Hanya beberapa jam setelah persetujuan menghindari penargetan warga sipil di Kota Jenewa, Swiss, Azerbaijan dan Armenia kembali saling menuduh melakukan penembakan di daerah pemukiman di wilayah Nagorno-Karabakh.

Mengutip data dari kedua pihak, Bachelet mengatakan setidaknya 40 ribu orang Azerbaijan telah mengungsi. Sementara 90 ribu etnis Armenia dilaporkan telah melarikan diri dari Nagorno-Karabakh.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini