MATA INDONESIA, NEW YORK – Di tengah konstelasi politik yang tak menentu akibat perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Taliban, Afghanistan kembali menjadi sorotan dunia pasca dua ledakan bom di dekat Gerbang Biara ke bandara tempat warga Afghanistan berbaris untuk memasuki bandara yang diamankan AS.
Sementara bom kedua meledak di dekat dengan Baron Hotel di mana banyak warga Inggris telah menunggu evakuasi. Akibat ledakan tersebut ratusan orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk di antaranya 13 pasukan Amerika Serikat, sementara 140 orang lainnya dilaporkan mengalami luka.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pun mendesak masyarakat internasional untuk membawa para pelaku dan penghasut bom bunuh diri di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul ke pengadilan.
“Anggota Dewan Keamanan menggarisbawahi perlunya meminta pertanggungjawaban pelaku, penyelenggara, penyandang dana, dan sponsor dari tindakan terorisme yang tercela ini dan membawa mereka ke pengadilan,” demikian pernyataan dewan yang memiliki 15 anggota tersebut.
“Mereka mendesak semua negara, sesuai dengan kewajiban mereka di bawah hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan yang relevan, untuk bekerja sama secara aktif dengan semua otoritas terkait dalam hal ini,” tambahnya melansir Channel News Asia.
Ledakan yang terjadi pada Kamis (26/8) itu menyuntikkan kepanikan lebih lanjut ke hari-hari terakhir evakuasi yang dipimpin oleh AS –ketika ribuan warga Afghanistan yang ketakutan bergegas meninggalkan tanah kelahiran mereka usai Taliban berkuasa.
“Kami mengutuk dengan keras serangan-serangan yang menyedihkan itu. Ini sekaligus menegaskan kembali pentingnya memerangi terorisme di Afghanistan untuk memastikan wilayah Afghanistan tidak boleh digunakan untuk mengancam atau menyerang negara mana pun, dan bahwa tidak ada kelompok atau individu Afghanistan yang boleh mendukung teroris yang beroperasi di wilayah negara mana pun,” ucapnya.
DK PBB juga meminta semua pihak terkait untuk menghormati dan memfasilitasi evakuasi warga sipil dengan aman dan menegaskan kembali dukungannya untuk pekerjaan Misi Bantuan PBB di Afghanistan.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres telah menyerukan lima anggota tetap Dewan Keamanan, yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan Cina untuk mengadakan pertemuan pada Senin (30/8). Pertemuan itu terjadi saat Inggris dan Prancis bekerja untuk merancang resolusi PBB tentang Afghanistan.