Sepanjang Tahun 2019, Aceh Diguncang 206 Kali Gempa Bumi

Baca Juga

MATA INDONESIA, ACEH – Sepanjang tahun 2019 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar mencatat terjadi 206 kali gempa bumi di wilayahnya. Ratusan gempa itu memiliki magnitudo atau besaran yang bervariasi.

Yakni dengan skala magnitudo paling kecil di atas dua, dan paling tinggi di atas lima, yaitu mencapai hingga 5,6 Skala Richter. “Total kejadian ada sebanyak 206 kejadian gempa bumi di 2019, tetapi yang dirasakan guncangan cuma 16 kali,” ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar Djati Cipto Kuncoro di Banda Aceh, Minggu 5 Januari 2020.

Menurut pantauan BMKG, gempa bumi yang terjadi tahun lalu di Aceh juga memiliki kedalaman kurang dari 30 kilometer hingga lebih dari 70 kilometer dari atas permukaan, baik di daratan maupun lautan. Berdasarkan data, maka gempa bumi yang terjadi letaknya mulai dari wilayah lautan arah Pulau Weh di Sabang hingga turun ke wilayah daratan Aceh.

Gempa tersebut terjadi akibat sumber keaktifan gempa bumi pada wilayah perairan di provinsi ini karena terdapat dua lempeng tektonik aktif, yaitu lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

“Akibat perbedaan densitas atau kerapatan batuan, maka lempeng Indo-Australia yang memiliki kerapatan batuan lebih tinggi bergerak menyusup ke bawah lempeng Eurasia dengan kecepatan 50 hingga 70 milimeter per tahun, dan sering disebut sebagai zona subduksi yang berada sepanjang Palung Sunda meliputi Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur,” ujar dia.

Sementara untuk wilayah daratan, sebutnya, aktivitas tektonik yang terjadi di Aceh akibat adanya zona patahan Sumatera. Zona ini memiliki panjang 1.900 kilometer, dan terbagi-bagi dalam beberapa segmen aktif sebanyak 19 segmen serta memiliki pergeseran ke arah kanan atau searah jarum jam.

“Zona Patahan Sumatera yang terdapat pada wilayah Aceh umumnya membangkitkan beberapa kejadian gempa bumi diakibatkan oleh pergerakan segmen yang bergeser ke arah kanan. Segmen-segmen tersebut, yaitu Segmen Aceh, Segmen Seulimuem, Segmen Tripa, Segmen Batee, Segmen Lhokseumawe, dan Segmen Samalanga-Sipopok,” ujar Djati.

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini