Sempat Ricuh Aksi Demo di Rektorat UI, BEM Minta Bertemu Rektor

Baca Juga

MATA INDONESIA, DEPOK – Dampak tertangkapnya Rektor Universitas Lampung karena praktik korupsi penerimaan mahasiswa baru. Ribuan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Rektorat, UI, Beji, Kota Depok, Selasa 30 Agustus 2022.

Aksi demo ini karena adanya kecurigaan kekayaan Prof Ari Kuncoro yang meningkat tiga kali lipat usai menjabat sebagai Rektor UI.

Ketegangan pun sempat terjadi hingga aksi saling dorong antara massa dan petugas keamanan. Ketua BEM UI, Bayu Satria Utomo, menjadi perwakilan massa untuk audiensi dengan pihak kampus di dalam Gedung Rektorat.

Namun usai pertemuan, Bayu mengaku sangat kecewa dengan tanggapan kampus atas empat tuntutan yang disampaikan daam audiensi.

“Kami sangat kecewa dengan perwakilan Rektorat UI, karena yang pertama yang hadir ternyata bukanlah rektor UI,” ujar Bayu di lokasi di depan Gedung Rektorat UI.

“Padahal di awal kami dijanjikan bertemu dengan Rektor UI tapi ternyata yang hadir hanyalah Wakil Rektor I,” timpalnya.

Pihaknya juga kecewa dengan jawaban dari pihak rektorat yang dinilainya sangat normatif dan tidak mau berkomitmen.

“Yang kedua kami sangat kecewa dengan jawaban dari pihak rektorat yang sangat normatif, dan tidak mau berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Universitas Indonesia,” ujarnya.

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), harta kekayaan Rektor UI, Ari Kuncoro naik Rp 35 miliar. Dan ini hanya dalam kurun waktu tiga tahun.

Kepala Biro Humas dan KIP UI, Amelita Lusia sempat menjelaskan soal kenaikan harta kekayaan rektor UI. Menurut Amelita istri Rektor UI yaitu Lana Soelistianingsih  merupakan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan harta kekayaan Ari Kuncoro bergabung dengan sang istri.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Tegaskan Bansos Harus Bermanfaat, Bukan Alat Judi Daring

Oleh : Wiliam Pratama Bantuan sosial (bansos) yang disalurkan oleh pemerintah merupakan bentuk nyata kepeduliannegara terhadap masyarakat yang terdampak situasi ekonomi. Di tengah tekanan daya beliakibat fluktuasi harga kebutuhan pokok, bansos menjadi instrumen penting untuk menjagastabilitas sosial, membantu keluarga kurang mampu memenuhi kebutuhan dasar, sertamenjadi penguat daya tahan rumah tangga. Namun di balik niat baik itu, terdapat tantanganserius: penyalahgunaan bansos untuk praktik Judi Daring yang merusak sendi ekonomi dan moral masyarakat. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, secara tegas mengingatkan masyarakatpenerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) agar tidak menyalahgunakan dana bantuan untukaktivitas yang kontraproduktif. Dalam kunjungannya ke Kota Pekanbaru, Wapres meninjaulangsung proses penyaluran BSU yang diberikan kepada pekerja sektor informal dan buruhterdampak ekonomi. Ia menekankan bahwa bansos ini bukan untuk dibelanjakan pada kegiatan spekulatif seperti Judi Daring, tetapi harus digunakan untuk memenuhi kebutuhanpokok dan memperkuat ekonomi keluarga. Peringatan Wapres Gibran bukan tanpa dasar. Praktik Judi Daring saat ini telah menjangkitiberbagai lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam tekanan ekonomi. Dengandalih “mencari keberuntungan,” sebagian masyarakat justru terjebak dalam pusaran hutangdan ketergantungan. Hal ini sangat ironis, karena dana yang disediakan negara sebagaipenopang hidup justru berpotensi menjadi jalan kehancuran jika tidak digunakan secara bijak. Hal senada juga ditegaskan oleh Gubernur Jawa...
- Advertisement -

Baca berita yang ini