Sempat Jadi Stadion Terbesar di London, Begini Sejarah Stamford Bridge

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sepak bola identik denga stadion untuk berlatih dan bertanding. Chelsea FC mempunyai stadion bernama The Stamford Bridge. Berikut sejarah Stadion Stamford Bridge.

Nama Stamford Bridge diambil dari sebuah jembatan yang menghubungkan dua sungai. Stamford Bridge Resmi dibuka pada tanggal 28 April 1877 yang dirancang oleh Archibald Leitch. Selama 28 tahun keberadaannya digunakan oleh klub Athletik London dan bukan untuk klub sepak bola. Pada tahun 1904, stadion itu dibeli oleh Gus Mears dan saudaranya, John Mears. Tujuan mereka membeli stadion tersebut untuk membentuk tim sepak bola.

Pembentukan klub baru tersebut diinisiasi oleh Mears bersaudara di sebuah pub di seberang stadion. Pub tersebut bernama The Rising Sun, kemudian berubah menjadi Greene Room, dan saat ini menjadi The Butcher’s Hook. Konstruksi Stamford Bridge dipertahankan hingga tahun 1930 ketika dibangun tribun bertingkat yang dinamai Shed End.

Tribun ini menjadi ikon Stamford Bridge karena di belakangnya berdiri sebuah bangunan bank yang cukup mencolok. Bangunan itu berada di belakang gawang atau sebelah selatan stadion.

Stamford Bridge sempat mengalami riwayat pasang surut pembangunan pada tahun 1970-an. Pemilik Chelsea berkeinginan untuk melakukan renovasi Stamford Bridge. Pemilik berkeinginan untuk memperbesar Stamford Bridge menjadi berkapasitas 50.000 kursi dan berbentuk bundar. Hal ini didorong oleh keberhasilan klub membangun tribun timur Stamford Bridge yang cukup megah untuk ukuran waktu itu.

Akan tetapi, biaya yang harus dikeluarkan di luar kendali. Kemudian rencana pembangunan tribun di sekeliling stadion terpaksa diurungkan hingga tahun 1990-an. Keinginan memperbesar Stamford Bridge malah berujung krisis bagi klub. Akibat krisis, klub terpaksa menjual para pemain bintangnya. Imbasnya, prestasi klub menurun drastis hingga Chelsea mengalami degradasi. Krisis tersebut bahkan sampai membuat Chelsea berpotensi bubar, hingga akhirnya terjadi pengambilalihan.

Ketika terjadi pengambilalihan klub oleh Ken Bates seharga satu juta Poundsterling tahun 1982, tanah Stamford Bridge tidak termasuk dalam pengambilalihan sehingga stadion tersebut dijual kepada pengembang properti. Pengembang berniat untuk mengganti stadion dengan area permukiman atau pusat perbelanjaan.

Beruntung, Bates akhirnya berhasil mendapatkan hak atas tanah setelah pengembang properti tersebut, Marler Estates, dinyatakan bangkrut. Stadion Stamford Bridge sempat dipasangi pagar pembatas listrik di antara tribun dan lapangan pada musim 1984-1985. Hal ini untuk mengatasi invasi dan perkelahian yang kerap terjadi antar pendukung fanatik atau hooligan di dalam stadion.

Akan tetapi penerapan pagar pembatas tak diterapkan dalam waktu lama karena alasan kesehatan dan keselamatan. Selain itu, perusahaan arsitek yang mengembangkan Stamford Bridge juga merancang pembangunan hotel, pusat berbelanjaan, perkantoran, dan bangunan tempat tinggal di sekeliling Stamford Bridge. Hal ini sesuai dengan cita-cita Bates yang menginginkan Chelsea bukan hanya sebuah klub namun menjadi tempat yang bisa dikunjungi kapan saja dalam momen apa saja.

Renovasi pembangunan Stamford Bridge baru untuk markas Chelsea dimulai dengan membangun tribun utara yang diberi nama Matthew Harding untuk mengenang direktur klub yang meninggal dalam kecelakaan helikopter. Selanjutnya pembangunan dilakukan pada sisi tribun Shed End.

Selain tribun, di kawasan tersebut juga dibangun berbagai fasilitas publik seperti hotel dan permukiman. Pembangunan berikutnya adalah pembangunan di tribun sisi barat. Pembangunan tersebut baru bisa terselesaikan pada 19 Agustus 2001. Pembangunan tribun barat yang berkapasitas 13.500 kursi selesainya pada 2001 akhirnya melengkapi keempat sisi tribun yang pertama kali dibangun pada 1973 di tribun timur.

Hasil renovasi tersebut menjadikan Stamford Bridge menjadi stadion terbesar di London dengan total kapasitas 42.522 kursi. Salah satu ciri khas dari stadion ini adalah jarak tribun ke lapangan yang sangat dekat. Status sebagai stadion terbesar di London berakhir ketika pembangunan stadion Wembley dan Emirates rampung.

Meski demikian, Stamford Bridge adalah salah satu stadion dengan fasilitas publik terlengkap di dunia, mulai dari hotel, restoran, arena konferensi, klub malam, parkir bawah tanah, museum, permukiman hingga pusat bisnis. Cita-cita Bates untuk menjadikan seluruh kawasan tersebut menjadi Chelsea Village berakhir setelah Roman Abramovich mengakuisisi Chelsea pada 2003.

Penulis: Aris Kurniawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Sebanyak 404 Atlet Dari 9 Negara Asia Ikuti Kejuaraan Panahan GBAC 2024

Mata Indonesia, Yogyakarta - Komandan Korem 072/Pamungkas Brigjen TNI Zainul Bahar, S.H., M.Si. membuka secara resmi Kejuaraan Panahan Gladi Barebow Asia Championship (GBAC) Tahun 2024 dalam rangka memperebutkan piala Danrem 072/Pamungkas bertempat di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat (17/05/2024)
- Advertisement -

Baca berita yang ini