Semburkan Lima Kali Lava Pijar, Status Gunung Merapi Siaga

Baca Juga

MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali menyemburkan lima kali guguran lava pijar dengan jarak luncur sejauh 1,500 meter ke arah barat daya. Aktivitas tersebut terpantau pada Rabu (20/6) sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.

Selain menyemburkan lava pijar, Gunung Merapi juga mengalami 45 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-35 milimeter (mm) selama 12 hingga 105 detik. Di mana tiga kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-8 milimeter (mm) selama 6-19 hingga 6-19 detik, hal ini diungkapkan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida.

Selanjutnya, terjadi 11 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-25 milimeter (mm) selama 5 hingga 11 detik, dan empat kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 59-70 milimeter (mm) selama 6-19 hingga 21-25 detik.

Berdasarkan pantauan, asap kawah berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal setinggi 100 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi. Angin bertiup sedang ke arah barat dengan suhu udara 13-21 derajat celsius, kelembaban udara 69-90 persen dan tekanan udara 568-708 mmHg. Sementara cuaca di Gunung Merapi terlihat cerah dan berawan.

Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga. Awan panas dan guguran panas Gunung Merapi diprediksi akan terasa hingga daerah selatan dan barat daya, termasuk di antaranya: Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Bebeng, Putih, serta Bebeg.

Apabila terjadi letusan, maka lemparan material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak gunung.

Sebagai catatan, Gunung Merapi beberapa kali mengalami letusan, seperti tahun 1969 dengan korban meninggal 3 orang, tahun 1976 yang mengakibatkan 29 orang tewas, tahun 1994 yang menewaskan 66 orang. Kemudian letusan pada tahun 1997 dan 1998 tanpa mengakibatkan korban jiwa.

Kondisi Gunung Merapi kembali memburuk pada awal 2000-an, tepatnya tahun 2006. Kala itu awan panas dari Gunung Merapi meluncur 950 meter ke arah hulu Kali Gendol. Selain itu juga tercatat jarak luncur guguran 1,2 km ke arah yang sama.

Akibatnya, objek wisata Kaliadem yang letaknya tak jauh dari lereng Merapi porak-poranda. Tidak hanya itu, erupsi yang terjadi tahun 2006 ini juga menelan korban jiwa, yakni 2 Tim SAR yang tengah bersembunyi di bunker Kaliadem.

Empat tahun berselang, status awas kembali ditetapkan pada gunung tersebut. Sehari setelahnya, gunung setinggi 2.930 mdpl ini meletus dan disebut menjadi yang terbesar dalam 100 tahun terakhir.

Letusan Gunung Merapi tahun 2010 menelan sekitar 337 korban meninggal dunia. Sang juru kunci, Raden Ngabehi Surakso Hargo atau Mbah Maridjan yang tinggal dari puncak Merapi juga menjadi salah satu korbannya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Danantara Dorong Kontribusi Program Swasembada Pangan

Oleh: Puteri Mahesa Widjaya*) Indonesia memasuki babak baru dalam upaya mewujudkan kemandirian pangannasional melalui langkah-langkah progresif yang digerakkan oleh Badan PengelolaInvestasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini tampil sebagai simboltransformasi pengelolaan aset negara yang bukan hanya efisien secara ekonomi, tetapijuga berpihak pada kebutuhan strategis bangsa. Dengan visi kuat dan strategi terukur, Danantara membuktikan diri sebagai motor penggerak utama program swasembadapangan. Langkah-langkahnya mencerminkan optimisme masa depan, di mana kekuatandomestik diolah menjadi sumber daya nasional yang berdaulat. Danantara hadir bukansekadar sebagai pengelola investasi, tetapi sebagai garda depan perubahan yang membawa harapan besar bagi terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia. Komitmen Danantara terhadap program swasembada pangan mendapat apresiasi dariberbagai pihak, termasuk legislatif. Anggota Komisi VI DPR RI, Subardi, menyampaikan harapan besar agar Danantara dapat menjadi pemimpin dalam penguatan kedaulatanpangan nasional. Ia menegaskan bahwa Danantara memiliki kapasitas kelembagaanuntuk mengonsolidasikan aset-aset negara, termasuk lahan dan alat produksi yang belum terkelola secara maksimal. Menurutnya, banyak aset tanah milik negara, baikyang dikelola BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara, Perhutani, maupun ID Food, yang dapat diberdayakan untuk mendukung ketahanan pangan. Dukungan ini menjadipenguat arah kebijakan Danantara dalam memanfaatkan kekuatan domestik gunamemenuhi kebutuhan strategis bangsa. Salah satu fokus utama Danantara dalam mewujudkan swasembada pangan adalahkonsolidasi aset-aset negara berupa lahan produktif. Melalui identifikasi dan pemetaanulang terhadap lahan-lahan yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, Danantara mengambil langkah proaktif untuk menjadikannya sebagai basis produksipangan. Lahan milik negara yang berada di bawah pengelolaan berbagai BUMN kinidiarahkan untuk mendukung pertanian strategis, termasuk komoditas pangan pokokyang selama ini menjadi kebutuhan utama masyarakat. Hal ini sejalan dengan visijangka panjang pemerintah untuk menjadikan tanah sebagai sumber dayaberkelanjutan demi kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, Danantara juga mengedepankan revitalisasi pabrik dan alat produksiyang tersebar di berbagai wilayah. Dengan menghidupkan kembali fasilitas produksimilik negara, Danantara membangun fondasi industri pangan yang kuat dan efisien. Pabrik-pabrik yang telah dipulihkan akan difungsikan kembali sebagai pusat pengolahanhasil pertanian, gudang logistik, maupun sebagai pusat distribusi bahan pokok. Langkahini akan mempercepat rantai pasok, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkandaya jangkau pangan ke seluruh penjuru nusantara. Dukungan Danantara terhadap ketahanan pangan juga ditunjukkan melalui konsolidasisektor pupuk. Chief Operating Officer BPI Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwadalam rencana kerja tahun 2025, industri pupuk menjadi salah satu prioritas utama. Konsolidasi ini mencakup pembangunan dan perbaikan pabrik, serta penyederhanaanproses bisnis agar produksi lebih efisien. Menurutnya, strategi ini bertujuan menurunkanbiaya produksi pupuk dan memastikan ketersediaannya bagi petani di seluruh wilayahIndonesia. Langkah tersebut menjadi bukti nyata bahwa Danantara tidak hanya fokuspada aspek korporasi, tetapi juga pada pelayanan terhadap kepentingan publik secaraluas. Dony juga menjabarkan bahwa Danantara telah menetapkan tiga klaster program utama: restrukturisasi, konsolidasi, dan pengembangan. Ketiga pilar ini menjadi fondasidalam optimalisasi sembilan sektor strategis BUMN, termasuk sektor pangan, pupuk, kawasan industri, dan hilirisasi komoditas. Program kerja ini mencerminkan keseriusanDanantara dalam membentuk sistem industri nasional yang tangguh dan efisien, dengan tujuan akhir mendukung kemandirian ekonomi dan ketahanan nasional. Untuk memastikan keberlanjutan seluruh inisiatif tersebut, Danantara juga menekankanpentingnya penguatan tata kelola kelembagaan, termasuk di bidang manajemen risiko, legalitas aset, sumber daya manusia, dan keuangan. Pendekatan ini menunjukkanbahwa transformasi yang dilakukan Danantara bukan semata-mata pada sisi fisik atauaset, tetapi juga menyangkut reformasi manajerial yang menyeluruh. Dalam konteks ini, Danantara hadir sebagai wajah baru dari pengelolaan investasi negara yang modern, efisien, dan berpihak pada kepentingan nasional jangka panjang. Langkah-langkah strategis Danantara juga didukung dengan kolaborasi lintas sektor, baik dengan kementerian teknis, pemerintah daerah, hingga pelaku usaha dankomunitas lokal. Kemitraan yang inklusif ini menjadi kekuatan penting dalammempercepat implementasi program swasembada pangan secara merata di berbagaiwilayah Indonesia. Dengan memperkuat sinergi, Danantara memastikan bahwa setiapelemen dalam rantai nilai pertanian, mulai dari produksi hingga distribusi, dapatberfungsi optimal. Dalam konteks pembangunan nasional, kehadiran Danantara menjadi representasi daritekad bangsa untuk berdiri di atas kaki sendiri. Pengelolaan aset negara yang diarahkanuntuk kebutuhan rakyat merupakan bentuk nyata dari ekonomi berdaulat. Melaluilangkah-langkah konkret yang dilakukan saat ini, Danantara tidak hanya memperkuatsektor pangan, tetapi juga meneguhkan peran strategis BUMN sebagai instrumenpembangunan nasional yang relevan dan berdampak langsung. Dengan arah yang jelas dan semangat kolaboratif yang tinggi, Danantara diyakini akanmenjadi lokomotif baru dalam mewujudkan swasembada pangan yang berdaulat, inklusif, dan berkelanjutan. Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian pangan, dan Danantara berada di garda depan perjuangan ini, membawa harapan, solusi, danmasa depan yang lebih cerah bagi seluruh rakyat Indonesia. *Penulis merupakan Jurnalis Ekonomi dan Investasi
- Advertisement -

Baca berita yang ini