MATA INDONESIA, OTTAWA – Justin Trudeau kembali terpilih menjadi Perdana Menteri (PM) Kanada untuk yang ketiga kalinya. Namun, Trudeau gagal memenangkan kursi mayoritas, hasil ini sangat mirip dengan pemilihan dua tahun lalu.
Partai Liberal-nya menyabet 157 kursi –jumlah yang sama seperti tahun 2019, kurang 13 dari 170 yang dibutuhkan untuk memimpin House of Commons. Di urutan kedua, ditempati oleh Partai Konservatif yang meraih 121 kursi, jumlah yang sama yang mereka menangkan pada 2019.
Adapun Partai Demokrat Baru yang berhaluan kiri memenangkan 29 kursi, sedangkan Bloc Québécois yang berbasis di Quebec turun tiga kursi menjadi dengan 28, dan Partai Hijau tetap di dua kursi.
Aura pemimpin sang ayah yang juga merupakan mantan Perdana Menteri, Pierre Trudeau tampaknya diwarisi oleh Trudeau. Ia pun kembali memimpin pemerintahan minoritas yang stabil yang tidak terancam digulingkan.
“Trudeau kehilangan taruhannya untuk mendapatkan suara mayoritas, jadi saya akan mengatakan ini adalah kemenangan pahit baginya,” kata Daniel Béland, seorang profesor ilmu politik di Universitas McGill di Montreal, melansir Time, Selasa, 21 September 2021.
“Pada dasarnya kami kembali ke titik awal karena parlemen minoritas yang baru akan terlihat seperti yang sebelumnya. Trudeau dan Liberal menyelamatkan kulit mereka dan akan tetap berkuasa,” sambungnya.
Warisan Trudeau saat dua kali menjabat termasuk merangkul imigrasi pada saat Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain menutup pintu mereka. Dia juga melegalkan ganja secara nasional dan membawa pajak karbon untuk memerangi perubahan iklim.
Bukan hanya itu, Trudeau juga mempertahankan kesepakatan perdagangan bebas dengan AS dan Meksiko di tengah ancaman mantan Presiden AS Donald Trump untuk membatalkan perjanjian tersebut.
Mantan Presiden AS Barack Obama dan mantan Menlu Hillary Clinton bahkan turut memberikan dukungan untuk Trudeau, pria berusia 49 tahun itu melalui akun Twitter.
 Kanada untuk yang ketiga kalinya. Namun, Trudeau gagal memenangkan kursi mayoritas.){kind=link}